Salam sukses dan mulia!. Sobat blogger dan sobat netizen sekalian yang selalu bersyukur dan berbahagia. Lagu bertema "Bagaikan Burung Dalam Sangkar" kembali terngiang anggun dalam benak sanubari dan pikiran saya malam ini. Kebetulan hari ini si Fadhil yang mulai bisa berbicara lancar merengek minta dibelikan burung mungil yang dijual di Pasar Gembrong, Warakas, Jakarta Utara.
Saya merasa kasihan sekali dengan binatang mungil yang menjadi "mainan baru" bocah bagus yang kini mulai menunjukkan "watak keras kepala", yakni kita sebagai orang tua dipaksa menuruti keinginan-keinginan "liarnya". Dan sebagaimana anak-anak kecil seusianya, ia akan nangis dan geger jika kemauannya nggak diturutin.
Untuk mengurangi "rasa bete" burung mungil mainan si Fadhil, saya punya ide untuk meletakkan beberapa lembar daun pohon di taman depan rumah, dengan tetap menyertakan ranting-rantingnya. Saya berharap burung mungil dalam sangkar itu akan sedikit gembira karena bisa bermain-main dengan daun dan ranting tanaman. Benar saja dugaan saya, setelah 1-2 jam saya lihat daun dan ranting tanaman mulai bergeser dan berpindah-pindah posisi.
SAYA BERPIKIR KERAS, BAGAIMANA CARA BURUNG ITU BISA KELUAR DARI SANGKAR?
Bagaimana caranya agar burung mungil tersebut bisa keluar dari sangkar tanpa bantuan manusia? Mungkin jika ada seekor kucing nakal yang kebetulan ngebet pengen memakan si burung, maka akan ada peluang bagi si burung untuk keluar dari sangkarnya.
Si kucing pasti akan menggoyang sangkar atau menubruk sangkar tersebut hingga terjatuh dan pintu sangkar burung terbuka. Saat itulah keajaiban bisa menolong sang burung mungil tersebut. Atau bisa juga burung tersebut akan "modar" diterkam si kucing nakal.
AGAR SUKSES, BLOGGER WAJIB KELUAR DARI SANGKAR
Apa jadinya jika posisi yang kita sebagai manusia dan yang kita alami mirip seperti kondisi si burung mungil dalam sangkar? Yang seolah-olah merasa sulit lepas dari sangkarnya tanpa ada keajaiban, atau merasa jenuh dan terkungkung dengan keadaan yang tidak membahagiakan?
"Sangkar" yang mengurung hidup manusia, termasuk blogger bisa bermacam jenisnya. Bisa berbentuk tekanan kerja, lingkungan yang buruk, masalah keluarga, atau lainnya. Namun "sangkar" terbesar justru ada dalam diri para blogger, yakni "sangkar kemalasan". Sehingga yang ada dalam pikirannya adalah, ingin sukses menjadi blogger, tetapi malas untuk berkarya seperti yang dilakukan para blogger sukses.
Maukah blogger keluar dari "zona nyaman" untuk bisa mewujudkan mimpi-mimpinya? Zona nyaman ini bisa saja berbentuk rutinitas pekerjaan offline yang sudah terbukti mampu mencukupi kebutuhan "perut" keluarga. Tapi di sisi lain batinnya berontak dan mengatakan bahwa hidup bisa menjadi lebih baik dari keadaan sekarang.
Yang sudah diraih sampai detik ini tetap wajib disyukuri dan dinikmati. Tetapi seperti burung mungil dalam sangkar, meskipun sangkarnya terbuat dari emas, tetapi tak akan mampu membuat burung tersebut benar-benar bahagia.
Karna burung diciptakan bukan untuk terkurung dalam sangkar semata, tetapi untuk bisa terbang bebas dan berkicau ria selaras dengan alam. Karena itulah keindahan dan kebahagiaan sesungguhnya untuk si burung.
Nah begitu juga bagi seorang blogger, dia memiliki peluang yang menakjubkan jika mau keluar dari "sangkar kemalasan" yang selama ini telah menjadi "kanker ganas", sehingga ia seolah-olah tak mampu berbuat banyak untuk bisa sukses melalui blog yang dikelolanya.
Alhamdulillah. Saya kali ini nggak mau menyia-nyiakan waktu yang demikian berharga. Dengan usaha dan doa yang beruntun dan berkesinambungan, Insha Allah saya bisa keluar dari "sangkar kemalasan" yang sangat mengkungkung diri ini sehingga kelak apa yang menjadi impian bisa terwujud dengan indah dan menyuguhkan aroma kebahagiaan. Sudah siapkah Sobat keluar dari "sangkar emas"? Salam sukses selalu!.
Jika Ingin Sukses, Blogger Harus Berani Keluar Dari Sangkar