Puisi Untuk Sahabat - Risau
Gambar : onoaja.blogspot.com
Warna yang tak lagi sama,
sejauh mata memandang,
rona raut wajah sesekali berubah,
seperti lompatan energi,
yang berpindah-pindah,
dari satu kutub ke kutub lainnya...
sejauh mata memandang,
rona raut wajah sesekali berubah,
seperti lompatan energi,
yang berpindah-pindah,
dari satu kutub ke kutub lainnya...
Gumpalan asap kayu bakar dibalik pepohonan nan rindang,
merangkak halus mencari celah,
diantara dedaunan,
yang sesekali meneteskan bulir-bulir embun,
ketika angin tlah selesai mencolek "pipinya"...
merangkak halus mencari celah,
diantara dedaunan,
yang sesekali meneteskan bulir-bulir embun,
ketika angin tlah selesai mencolek "pipinya"...
Hasrat yang kau kabarkan pada angin malam,
terdengar merdu di telinga,
merilis ke lubang pori-pori,
yang baru saja terbuka karna tubuh yang lesu,
terguyur oleh tirta hangat,
sebagai bentuk kepedulian dan ekspresi hati,
akan tanggung jawab memimpin diri sendiri...
merilis ke lubang pori-pori,
yang baru saja terbuka karna tubuh yang lesu,
terguyur oleh tirta hangat,
sebagai bentuk kepedulian dan ekspresi hati,
akan tanggung jawab memimpin diri sendiri...
Apalah, apalah, apalah ini ???
Aku pun smakin tak mengerti,
tatkala risau ini beranjak menggema,
mengikis keheningan jiwa,
dan ia memang tengah berkecamuk hebat,
tapi drama pengendalian rasa itu,
dapat kumainkan tanpa harus menyisakan luka...
Aku pun smakin tak mengerti,
tatkala risau ini beranjak menggema,
mengikis keheningan jiwa,
dan ia memang tengah berkecamuk hebat,
tapi drama pengendalian rasa itu,
dapat kumainkan tanpa harus menyisakan luka...
Aku hanya khawatir,
bila risau ini kan berbuah runtuhnya "iman",
karna persahabatan menjadi sosok yang begitu arogan, apatis,
bahkan berubah acuh tak acuh,
karna persahabatan menjadi sosok yang begitu arogan, apatis,
bahkan berubah acuh tak acuh,
[Sungai Bambu; 26 Februari 2015; 10:42 WIB]
*menikmati*
BalasHapusThank you mba Tuteh :)
Hapusugh adem banget bacanyaaa
BalasHapusSeger...seperti air yang mengalir di sungai sekitar Baturraden....hehehehe
Hapusseperti untaian rasa hati ini yang saya rasakan hmmmm
BalasHapusHehehehe...lanjut :)
HapusRisau dan cemas, hal yang sama saya rasakan. untung saja, guru saya terus membimbingnya, agar jangan sampai tauhid di hati saya goyah maupun luntur
BalasHapusSemoga tetap teguh Iman kita...Aamiin.
HapusPuisi adalah ungkapan hati melalui kata kata, kaya dan boros dengan ungkapan kata��
BalasHapusHehehe...puisi adalah salah satu cara seseorang menikmati keindahan rasa.
Hapus