Cerita Sahabat Dari Desa - Indahnya Masa Panen Padi

21.39

Cerita Sahabat Dari Desa Dagan
Cerita sahabat dari desa ini benar-benar membuat saya rindu dengan desa. Beberapa waktu yang lalu sahabat saya M. Sukman Ibrahim memposting status bahagia lewat media sosial miliknya.

Sahabat saya merupakan salah seorang perangkat desa muda di wilayah kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah. Ia juga seorang blogger yang terus giat menulis artikel setiap saat.

Postingan tersebut berisi sebuah gambar saat ia sedang asyik memanen padi hasil bumi desa tempat tinggalnya.

Keasyikkan aktifitas "nggepyok" padi jelas tersirat dari foto yang ia publish melalui akun WhatsApp beberapa waktu yang lalu.

Alhamdulillah saya lupa akan hari dan tanggal dimana sahabat Sukman sedang memanen padi di ladang sawah desa Dagan.

Hasil Bumi Desa Dagan Adalah Berkah
Padi yang dihasilkan petani desa Dagan memang sangat membantu pemerintah kabupaten Purbalingga dalam menstabilkan ketersediaan pangan bagi penduduk di wilayah tersebut.

Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah termasuk daerah yang memiliki kualitas dan kuantitas produk pertanian yang sangat baik.

Saya melihat dengan mata kepala sendiri. Betapa infrastruktur irigasi begitu serius dibangun oleh pemerintah setempat.

Dukungan dari pemerintah kabupaten Purbalingga telah sukses meningkatkan hasil bumi di desa-desa di kabupaten Eks. Karasidenan Banyumas ini.

Selamat Untuk Sahabat Saya: Blogger Sekaligus Petani Desa Yang Luar Biasa
Saya turut bersyukur bahwa sahabat saya itu bisa menikmati hasil ladang sawahnya yang siap diolah menjadi beras.

Semoga hasil panen petani desa Dagan bisa selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dengan demikian ketersediaan pangan akan mammpu kita wujudkan secara mandiri.

Saya kadang rindu jika melihat hamparan padi yang mulai menguning. Tampak menari-nari dengan sumringah saat tertiup angin.

Rupanya tanaman padi di sawah juga tak lupa "bertasbih" siang dan malam. Seperti seorang insan yang selalu bersyukur dan ikhlas menjalani kehidupan.

Mudah-mudahan, akan lebih banyak lagi generasi muda yang mau menggarap ladang-ladang sawah di desa. Agar negeri ini makin makmur dan sejahtera. Salam sukses dan mulia.

Previous
Next Post »

22 komentar

  1. Semoga dari tahun ke tahun nantinya desa Dagan mampu panen selalu baik.
    Ikut kudoakan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Terima kasih Bang Himawan.

      Hapus
    2. Pamong desa bernama M Sukman dan juga seorang blogger itu Mas Broh ya, mas ?.

      Aku beberapakali mengunjungi blognya.
      Memang beliau termasuk gigih memoerjuangkan kemajuan desanya.
      Salah satunya dengan cara membuka perpustakaan umum.

      Hapus
    3. Yup betul Bang Himawan. Sahabat saya tersebut memang pamong desa sekaligus blogger desa. Memang sewaktu di kampus kami sama-sama terlibat di pers kampus. Hanya saja saya yang mental duluan karena memutuskan untuk berdagang.

      Hapus
  2. Kehidupan di desa memang nyaman dan nikmat. semoga selalu berkah ya.

    Sastrawacana.id

    BalasHapus
  3. Masih cara manual ya panennya. Kan kayaknya ada yg pakai mesin gitu. Semangat banget 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Namanya juga di desa mba Anggun. Masih banyak yg blm punya mesin giling.

      Hapus
  4. Semoga kesejahteraan petani semakin meningkat. Masa panen padi memang selalu menjadi masa yang paling menyenangkan. Tidak hanya petani yang bisa menjual hasil kerjanya, toko-toko di sekitar juga langsung laris karena semakin banyak yang membeli barang dagangannya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul mba Dyah. Semoga petani desa makin makmur dan bahagia.

      Hapus
  5. padi itu indah saat di lihat dan di santap jadi enak mz, tapi kalau prosesnya masyaAlloh beradnya.. apalagi kalau masih jemur nya waduuh, bisa bentol-bentol kena debu merang padi

    BalasHapus
  6. Jadi ingat waktu SD tinggal di kampung. Setiap tetangga dekat panen padi, di saat libut sekolah, ikut membantu memanen, kemudian akan mendapatkan imbalan berupa gabah, namun kurang tahu bagaimana bagi hasilnya saat itu. Jadi senang ketika membawa pulang cukup banyak gabah meskipun badan jadi hitam dan gatal.

    Teknik merontokkan padi dulu masih dipukul-pukul menggunakan batang bambu kecil, sekarang sudah modern, ada mesin perontok padi. Ini yang sekarang mulai hilang, tidak saya temukan lagi tetangga membantu memanen padi di sawah, pemilik sawah cukup memanggil orang yang memiliki mesin perontok padi tersebut.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Pengalaman masa kecil di desa memang tak bisa dilupakan. Dan mungkin tdk akan pernah dialami anak-anak desa zaman sekarang atau yg akan datang Bang Hindro.

      Hapus
  7. Haha..masuk blog papan atas saiah...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Semoga jadi bagus blog saiah. Hehehe...

      Hapus
  8. sebagian besar panen di daerahku rusak mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita berdoa semoga petani di daerah Bang Abd Kadir bisa mengatasi permasalahan tersebut dan bisa panen normal lagi seperti biasanya...Aamiin.

      Hapus
  9. Kangen kehidupan desa ya kang Doddy.. apakabar nih kang? Semoga sehat selalu yaa! Semangat menulis pak guru, ajak2 main ke desa donkk pengen mendinginkan pikiran hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Teh Vika. Hehehe...memang pikirannya sedang mendidih ya kayak lagi ngrebus air? Hehehe...salam sukses selalu.

      Hapus