CARA
PENULARAN VIRUS HIV/AIDS
HIV adalah singkatan dari Human
Immunodeficiency Virus, sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. AIDS singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome.
AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama
lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan
satu atau lebih penyakit dapat timbul. Karena lemahnya sistem kekebalan tubuh
tadi, beberapa penyakit bisa menjadi lebih parah daripada biasanya.
Bayi Dalam Kandungan Bisa Terjangkit Virus HIV
(Gambar:http://www.madiunpos.com/2015/08/14/hivaids-duh-466-anak-di-jatim-idap-hivaids-633034)
HIV terdapat dalam sebagian cairan tubuh, yaitu:
- Darah
- Air
mani
- Cairan
vagina
- Air
susu ibu (ASI)
HIV menular melalui:
- Bersenggama
yang membiarkan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang HIV-positif
masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi (yaitu senggama yang
dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur; juga melalui mulut,
walau dengan kemungkinan kecil).
- Memakai
jarum suntik yang bekas pakai orang lain, dan yang mengandung darah yang
terinfeksi HIV.
- Menerima
transfusi darah yang terinfeksi HIV.
- Dari
ibu HIV-positif ke bayi dalam kandungan, waktu melahirkan, dan jika
menyusui sendiri.
Baca Juga : MENGENALI TANDA-TANDA KANKER KELENJAR GETAH BENING
Biasakan mempunyai sikat gigi dan pisau cukur sendiri,
karena selain untuk kebersihan pribadi, jika terdapat darah akan ada risiko
penularan dengan virus lain yang diangkut aliran darah (seperti hepatitis),
bukan hanya HIV. Kalau perlu gunakan sikat gigi dan pisau cukur baru apabila
terlihat sudah kusam atau kurang bersih.
HIV tidak menular melalui:
- Bersalaman,
berpelukan
- Berciuman
- Batuk,
bersin
- Memakai
peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, WC, kamar
tidur, dll.
- Gigitan
nyamuk
- Bekerja,
bersekolah, berkendaraan bersama
- Memakai
fasilitas umum misalnya kolam renang, WC umum, sauna, dll.
HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga
cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh jika cairan tubuh
yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach) seperti Bayclin
atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat diserap oleh
kulit yang tidak luka. Menjaga kesehatan kulit dengan baik merupakan salah satu
langkah yang tepat untuk mengurangi resiko tertular virus ini melalui kulit
kita.
Memahami Cara Penularan Virus HIV-AIDS
(Gambar: pinterest.com)
Cara penularan virus HIV yang paling
eksklusif adalah melalui air mani dan darah. Penularan melalui air mani terjadi
akibat hubungan seksual yang kurang sehat, sedangkan untuk media darah virus
HIV menular karena pemakaian jarum suntik, melalui luka, dan proses
tranfusi darah. Virus HIV telah ditemukan dalam urin, air mata, ludah,
air susu ibu dan sekresi vaginal.
Virus HIV dapat juga ditularkan oleh kaum
pria yang homoseks maupun heteroseks. Virus HIV adalah retrovirus
(virus dengan suatu gen RNA) yang menyerang sel-sel otak manusia, dan hal ini
akan menyebabkan beberapa penderita AIDS mengalami kerusakan organ otak
dan bahkan akan mengalami gila sebelum meninggal.
Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat
melawan keganasan virus HIV tersebut. Pemakaian antibiotika hanya
membantu sebagian kecil sistem ketahanan tubuh penderitanya. Obat seperti
azidothymidine (AZT) memang bisa memperpanjang hidup penderita AIDS,
tapi obat ini memiliki kelemahan yakni dapat mengurangi sejumlah limfosit dari
sumsum tulang.
Gejala
atau Tahapan-tahapan HIV Menjadi AIDS
Tahapan-tahapan
HIV menjadi AIDS memiliki
gejala-gejala sebagai berikut:
- Tahap
awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah,
lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran
kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa
minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.
- Tahap
tanpa gejala,
meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan
antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun
(5-7) tahun.
- Tahap
ARC (AIDS Related Complex),muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah
istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga
bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam, penurunan berat
badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari,
pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau
terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak
napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan,
sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya.
- Tahap
AIDS,
muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) karena
kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik.
Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah
bening.
- Tahap gangguan
otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel
otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia
(gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi,
dan gangguan saraf lainnya.
Masa
Inkubasi Virus HIV/AIDS
Penyakit AIDS
mempunyai masa inkubasi, yaitu masa tunas virus AIDS (HIV) menjadi AIDS.
Ketika mulai masa inkubasi atau mulai terjangkitnya HIV, jumlah sel CD-4
(sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih
manusia) dalam tubuh perlahan-lahan akan berkurang sampai setengahnya. Ini
berarti tubuh telah kehilangan setengah dari kekebalannya. Dalam kondisi
seperti ini penderita masih memiliki kekebalan tubuh yang berfungsi selama 9-10
tahun.
Virus HIV Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
(Gambar: https://aidsinfo.nih.gov/education-materials/fact-sheets/19/73/the-hiv-life-cycle)
Tetapi setelah melewati 9-10 tahun, jumlah sel
CD-4 dalam tubuh akan semakin berkurang dan akhirnya sudah tidak berfungsi
lagi. Pada saat inilah penderita tersebut menjadi penderita AIDS. Kesimpulannya
apabila seseorang manusia telah mengidap penyakit AIDS, berarti ia telah
terinfeksi HIV sekitar 9-10 tahun. Pada masa ini berbagai penyakit lain
(infeksi oportunistik) semakin parah dan menyebabkan penderitanya tersiksa
sampai kematian datang menjemputnya.
Orang sudah mengidap penyakit AIDS akan
rentan sekali mengalami gangguan kesehatan lainnya ketika kondisi tubuhnya
lemah. Karena itu kegiatan olah raga secara rutin adalah hal wajib yang mutlak
dilakukan penderita penyakit ini. Dengan olah raga dapat memperpanjang
harapan hidup pasien pengidap penyakit ini. Artinya tubuh manusia sebenarnya
punya sistem penyembuh berbagai macam penyakit, namun banyak hal yang belum
terungkap baik secara medis maupun keilmuan.
Orang
Yang Beresiko Tertular Virus HIV/AIDS
Pada
dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk tertular Virus HIV/AIDS.
Namun ada beberapa orang yang beresiko tinggi tertular virus HIV/AIDS,
yakni:
- Mereka yang melakukan hubungan seksual dengan
orang yang terkena HIV/AIDS tanpa menggunakan pengaman
(kondom-red). Meskipun penggunaan pengaman ini tidak seratus persen melindungi
kita dari penularan Virus HIV/AIDS, penggunaan pengaman ini terkait
dengan kebersihan organ seksual agar terhindar dari virus dan bakteri.
- Orang yang berhubungan seksual dengan
berganti-ganti pasangan yang beresiko tinggi seperti PSK dan homoseksual.
Ini jelas sekali bahwa orang-orang seperti ini sebagian besar sering
mengalami gangguan di sekitar organ vital mereka. Gangguan yang paling
ringan adalah gatal-gatal yang kadang membutuhkan waktu yang cukup lama
untuk disembuhkan.
- Orang yang mendapat tansfusi darah yang tercemar virus
HIV. Darah adalah cairan yang sangat aktiv dan bisa bereaksi dengan
berbagai virus yang akan cepat diedarkan ke seluruh tubuh. Orang yang
tercemar virus HIV melalui transfusi darah diibaratkan seseorang yang
melakukan penghilangan nyawa seseorang dengan cara menembaknya tepat
dibagian Jantung. Biasanya proses transfusi darah dilakukan dengan
pengawasan dan tahap yang cukup ketat untuk menghindari hal-hal yang tidak
diinginkan.
- Penggunaan alat suntik secara bergantian tanpa
melalui proses sterilisasi. Alat suntik tidak boleh digunakan bergantian
dan harus dipastikan kebersihannya sebelum digunakan. Pastikan juga
kemasan pembungkus alat suntik terlihat bersih dan tidak cacat. Bisa saja
virus masuk karena interaksi alat suntik dengan debu dan kotoran di dalam
ruangan.
- Anak yang lahir dari ibu yang mengidap virus
HIV. Tipe penderita seperti ini adalah korban dari perilaku orang tua
yang kurang memperdulikan kesehatan sebagai hal penting dalam kehidupan.
Anak yang tidak berdosa harus menanggung beban yang berat selama hidupnya.
Namun, anak seperti ini masih bisa hidup normal asal asupan gizinya baik
dan melakukan olah raga secara rutin.
- Orang yang karena pekerjaannya sering berhubungan
dengan penderita HIV/AIDS seperti dokter, perawat, petugas
transfusi darah, bidan, dan sebagainya. Aktivitas tersebut akan menjadi
pintu masuk bagi virus HIV/AIDS. Jika Anda adalah pekerja medis,
lakukanlah pekerjaan Anda sesuai Standard Operasional Procedure (SOP) yang
berlaku di tempat kerja Anda. Dengan demikian jika terjadi sesuatu hal
yang tidak diinginkan akan dapat ditangani secara cepat dan tepat.