Memahami Cara Penularan Virus HIV-AIDS

15.52
CARA PENULARAN VIRUS HIV/AIDS
HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus, sebuah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. AIDS singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome. AIDS muncul setelah virus (HIV) menyerang sistem kekebalan tubuh kita selama lima hingga sepuluh tahun atau lebih. Sistem kekebalan tubuh menjadi lemah, dan satu atau lebih penyakit dapat timbul. Karena lemahnya sistem kekebalan tubuh tadi, beberapa penyakit bisa menjadi lebih parah daripada biasanya.


Informasi yang baik bagi hidup manusia tentang HIV
Bayi Dalam Kandungan Bisa Terjangkit Virus HIV
(Gambar:http://www.madiunpos.com/2015/08/14/hivaids-duh-466-anak-di-jatim-idap-hivaids-633034)

HIV terdapat dalam sebagian cairan tubuh, yaitu:
  1. Darah
  2. Air mani
  3. Cairan vagina
  4. Air susu ibu (ASI)
HIV menular melalui:
  1. Bersenggama yang membiarkan darah, air mani, atau cairan vagina dari orang HIV-positif masuk ke aliran darah orang yang belum terinfeksi (yaitu senggama yang dilakukan tanpa kondom melalui vagina atau dubur; juga melalui mulut, walau dengan kemungkinan kecil).
  2. Memakai jarum suntik yang bekas pakai orang lain, dan yang mengandung darah yang terinfeksi HIV.
  3. Menerima transfusi darah yang terinfeksi HIV.
  4. Dari ibu HIV-positif ke bayi dalam kandungan, waktu melahirkan, dan jika menyusui sendiri.
Baca Juga : MENGENALI TANDA-TANDA KANKER KELENJAR GETAH BENING

Biasakan mempunyai sikat gigi dan pisau cukur sendiri, karena selain untuk kebersihan pribadi, jika terdapat darah akan ada risiko penularan dengan virus lain yang diangkut aliran darah (seperti hepatitis), bukan hanya HIV. Kalau perlu gunakan sikat gigi dan pisau cukur baru apabila terlihat sudah kusam atau kurang bersih.
HIV tidak menular melalui:
  1. Bersalaman, berpelukan
  2. Berciuman
  3. Batuk, bersin
  4. Memakai peralatan rumah tangga seperti alat makan, telepon, kamar mandi, WC, kamar tidur, dll.
  5. Gigitan nyamuk
  6. Bekerja, bersekolah, berkendaraan bersama
  7. Memakai fasilitas umum misalnya kolam renang, WC umum, sauna, dll.
HIV tidak dapat menular melalui udara. Virus ini juga cepat mati jika berada di luar tubuh. Virus ini dapat dibunuh jika cairan tubuh yang mengandungnya dibersihkan dengan cairan pemutih (bleach) seperti Bayclin atau Chlorox, atau dengan sabun dan air. HIV tidak dapat diserap oleh kulit yang tidak luka. Menjaga kesehatan kulit dengan baik merupakan salah satu langkah yang tepat untuk mengurangi resiko tertular virus ini melalui kulit kita.

Memahami Cara Penularan Virus HIV-AIDS
Memahami Cara Penularan Virus HIV-AIDS
(Gambar: pinterest.com)

Cara penularan virus HIV yang paling eksklusif adalah melalui air mani dan darah. Penularan melalui air mani terjadi akibat hubungan seksual yang kurang sehat, sedangkan untuk media darah virus HIV menular karena pemakaian jarum suntik, melalui luka, dan proses tranfusi darah. Virus HIV telah ditemukan dalam urin, air mata, ludah, air susu ibu dan sekresi vaginal.

Virus HIV dapat juga ditularkan oleh kaum pria yang homoseks maupun heteroseks. Virus HIV adalah retrovirus (virus dengan suatu gen RNA) yang menyerang sel-sel otak manusia, dan hal ini akan menyebabkan beberapa penderita AIDS mengalami kerusakan organ otak dan bahkan akan mengalami gila sebelum meninggal.

Sampai saat ini belum ditemukan obat yang dapat melawan keganasan virus HIV tersebut. Pemakaian antibiotika hanya membantu sebagian kecil sistem ketahanan tubuh penderitanya. Obat seperti azidothymidine (AZT) memang bisa memperpanjang hidup penderita AIDS, tapi obat ini memiliki kelemahan yakni dapat mengurangi sejumlah limfosit dari sumsum tulang.

Gejala atau Tahapan-tahapan HIV Menjadi AIDS
Tahapan-tahapan HIV menjadi AIDS memiliki gejala-gejala sebagai berikut:
  1. Tahap awal infeksi HIV, gejalanya mirip influenza (demam, rasa lemah, lesu, sendi terasa nyeri, batuk, nyeri tenggorokan, dan pembesaran kelenjar). Gejala ini biasanya hanya berlangsung beberapa hari atau beberapa minggu saja, lalu hilang dengan sendirinya.
  2. Tahap tanpa gejala, meskipun ia tidak menunjukkan gejala, tetapi pada tes darah ditemukan antibodi HIV dan disebut HIV+. Masa ini dapat berlangsung bertahun-tahun (5-7) tahun.
  3. Tahap ARC (AIDS Related Complex),muncul gejala-gejala AIDS. ARC adalah istilah bila didapati dua atau lebih gejala yang berlangsung selama tiga bulan atau lebih, yaitu demam disertai keringat malam, penurunan berat badan lebih dari 10%, kelemahan tubuh yang mengganggu aktivitas sehari-hari, pembesaran kelenjar secara lebih luas, diare (mencret) berkala atau terus-menerus dalam waktu lama tanpa sebab yang jelas, batuk dan sesak napas lebih dari satu bulan, kulit gatal dan bercak-bercak merah kebiruan, sakit tenggorokan dan pendarahan yang tak jelas sebabnya.
  4. Tahap AIDS, muncul infeksi lain yang berbahaya (TBC, jamur, dan lain-lain) karena kekebalan tubuh telah demikian rusak, yang disebut infeksi oportunistik. Disamping itu, dapat terjadi kanker kulit dan kanker kelenjar getah bening.
  5. Tahap gangguan otak (susunan saraf pusat), pada tahap ini dapat mengakibatkan kematian sel otak dan gangguan mental. Gangguan mental yang terjadi berupa demensia (gangguan daya ingat), penurunan kesadaran, gangguan psikotik, depresi, dan gangguan saraf lainnya.
Masa Inkubasi Virus HIV/AIDS
Penyakit AIDS mempunyai masa inkubasi, yaitu masa tunas virus AIDS (HIV) menjadi AIDS. Ketika mulai masa inkubasi atau mulai terjangkitnya HIV, jumlah sel CD-4 (sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel-sel darah putih manusia) dalam tubuh perlahan-lahan akan berkurang sampai setengahnya. Ini berarti tubuh telah kehilangan setengah dari kekebalannya. Dalam kondisi seperti ini penderita masih memiliki kekebalan tubuh yang berfungsi selama 9-10 tahun.


Virus HIV Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
Virus HIV Menyerang Sistem Kekebalan Tubuh Manusia
(Gambar: https://aidsinfo.nih.gov/education-materials/fact-sheets/19/73/the-hiv-life-cycle)

Tetapi setelah melewati 9-10 tahun, jumlah sel CD-4 dalam tubuh akan semakin berkurang dan akhirnya sudah tidak berfungsi lagi. Pada saat inilah penderita tersebut menjadi penderita AIDS. Kesimpulannya apabila seseorang manusia telah mengidap penyakit AIDS, berarti ia telah terinfeksi HIV sekitar 9-10 tahun. Pada masa ini berbagai penyakit lain (infeksi oportunistik) semakin parah dan menyebabkan penderitanya tersiksa sampai kematian datang menjemputnya.
Orang sudah mengidap penyakit AIDS akan rentan sekali mengalami gangguan kesehatan lainnya ketika kondisi tubuhnya lemah. Karena itu kegiatan olah raga secara rutin adalah hal wajib yang mutlak dilakukan penderita penyakit ini. Dengan olah raga dapat memperpanjang harapan hidup pasien pengidap penyakit ini. Artinya tubuh manusia sebenarnya punya sistem penyembuh berbagai macam penyakit, namun banyak hal yang belum terungkap baik secara medis maupun keilmuan.

Orang Yang Beresiko Tertular Virus HIV/AIDS
Pada dasarnya setiap manusia memiliki potensi untuk tertular Virus HIV/AIDS. Namun ada beberapa orang yang beresiko tinggi tertular virus HIV/AIDS, yakni:
  • Mereka yang melakukan hubungan seksual dengan orang yang terkena HIV/AIDS tanpa menggunakan pengaman (kondom-red). Meskipun penggunaan pengaman ini tidak seratus persen melindungi kita dari penularan Virus HIV/AIDS, penggunaan pengaman ini terkait dengan kebersihan organ seksual agar terhindar dari virus dan bakteri.
  • Orang yang berhubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan yang beresiko tinggi seperti PSK dan homoseksual. Ini jelas sekali bahwa orang-orang seperti ini sebagian besar sering mengalami gangguan di sekitar organ vital mereka. Gangguan yang paling ringan adalah gatal-gatal yang kadang membutuhkan waktu yang cukup lama untuk disembuhkan.
  • Orang yang mendapat tansfusi darah yang tercemar virus HIV. Darah adalah cairan yang sangat aktiv dan bisa bereaksi dengan berbagai virus yang akan cepat diedarkan ke seluruh tubuh. Orang yang tercemar virus HIV melalui transfusi darah diibaratkan seseorang yang melakukan penghilangan nyawa seseorang dengan cara menembaknya tepat dibagian Jantung. Biasanya proses transfusi darah dilakukan dengan pengawasan dan tahap yang cukup ketat untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.
  • Penggunaan alat suntik secara bergantian tanpa melalui proses sterilisasi. Alat suntik tidak boleh digunakan bergantian dan harus dipastikan kebersihannya sebelum digunakan. Pastikan juga kemasan pembungkus alat suntik terlihat bersih dan tidak cacat. Bisa saja virus masuk karena interaksi alat suntik dengan debu dan kotoran di dalam ruangan.
  • Anak yang lahir dari ibu yang mengidap virus HIV. Tipe penderita seperti ini adalah korban dari perilaku orang tua yang kurang memperdulikan kesehatan sebagai hal penting dalam kehidupan. Anak yang tidak berdosa harus menanggung beban yang berat selama hidupnya. Namun, anak seperti ini masih bisa hidup normal asal asupan gizinya baik dan melakukan olah raga secara rutin.
  • Orang yang karena pekerjaannya sering berhubungan dengan penderita HIV/AIDS seperti dokter, perawat, petugas transfusi darah, bidan, dan sebagainya. Aktivitas tersebut akan menjadi pintu masuk bagi virus HIV/AIDS. Jika Anda adalah pekerja medis, lakukanlah pekerjaan Anda sesuai Standard Operasional Procedure (SOP) yang berlaku di tempat kerja Anda. Dengan demikian jika terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan akan dapat ditangani secara cepat dan tepat.
Previous
Next Post »

4 komentar

  1. Kita memang sebaiknya tahu informasi seperti ini. Jadi paham bagaimana pencegahannya. Terima kasih Mas Dody.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama mba Lina. Good luck and have a nice day.

      Hapus
  2. Hiv/aids memang penyakit gawat di dunia bang, sampai saat ini blm ditemukan obatnya walau sudah ada cara2 pencegahannya. Tapi bkn berarti tidak ada obatnya krna semua pnyakit ada obatnya kecuali mati. Jd trgantung dr individu utk mnghndari penyakit tsb. Makasih dah share bang.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sama-sama Kang Tebe. Sukses dan semangat selalu.

      Hapus