Ketika Inflasi Mengguncang Kehidupan Masyarakat Indonesia

15.06

Inflasi Mengguncang Kehidupan Masyarakat Indonesia

Pandemi yang pernah terjadi di berbagai belahan dunia, telah menyebabkan berbagai perubahan besar pada kehidupan masyarakat di banyak negara. Yang terjadi selama 2 tahun berturut-turut kini menyisakan pekerjaan rumah yang tidak mudah untuk diselesaikan. Salah satu masalah besar yang dihadapi mayoritas penduduk dunia adalah ketidakpastian ekonomi yang mengguncang tatanan sosial kultural masyarakat.

Dilansir dari Bank Indonesia, inflasi dapat diartikan sebagai kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

( Inflasi, Gambar : fajar.co.id )

Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali apabila kenaikan tersebut meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada berbagai jenis barang lainnya. Selain inflasi, ada istilah deflasi yang merupakan kebalikan dari inflasi, yakni penurunan harga barang secara umum dan terus menerus.

Naiknya harga barang dan jasa tersebut menyebabkan turunnya nilai uang. Dengan demikian, inflasi dapat juga diartikan sebagai penurunan nilai uang terhadap nilai barang dan jasa secara umum. Sebagai contoh, jika kita memiliki uang sebesar 1 juta rupiah, dengan tingkat inflasi 10 persen, maka nilai uang kita pada saat terjadi inflasi menjadi 900 ribu rupiah.

Inflasi Membuat Seberapa Pun Uang Yang Dimiliki Cepat Habis

Tingkat inflasi yang cenderung naik dan tak terbendung, makin lama akan menyebabkan uang yang kita miliki cepat habis. Yang menjadi kekhawatiran bagi masyarakat Indonesia adalah hal yang pernah terjadi saat krisis tahun 1998, dimana tingkat inflasi mencapai kisaran angka 70 persen. Jika ini kembali terjadi tentu akan semakin memperbesar guncangan di berbagai sendi kehidupan.

Baca Juga : Cara Mudah Investasi Saham Menggunakan Ajaib

Inflasi yang terjadi di Indoensia saat ini banyak dipengaruhi oleh situasi ekonomi global yang belum juga menunjukkan tanda-tanda positif. Adanya berbagai peristiwa besar, seperti pandemi, atau hal besar lainnya telah menyebabkan berbagai harga komoditas naik. Termasuk di dalamnya ada kenaikan harga minyak mentah dunia.

Kenaikan harga minyak mentah dunia ini lah juga yang menyebabkan pemerintah Indonesia harus menyesuaikan harga, sehingga kenaikan harga BBM menjadi keputusan besar yang harus diambil. Meskipun hal tersebut menambah kesengsaraan rakyat, tapi di sisi lain pemerintah juga tak mungkin untuk terus-menerus memberikan subsidi harga BBM dalam nominal yang sangat besar.

Apakah Hidup Hemat Bisa Menjadi Solusi Mengatasi Inflasi?

Pertanyaan ini meski kita jawab dengan jujur. Bahwa sejatinya penghematan uang hanyalah mengurangi dampak inflasi dalam jangka pendek. Mungki hanya dalam hitungan satu sampai tiga bulan saja.

Dalam jangka panjang tentu harus ada langkah-langkah bijak yang bisa dilakukan keluarga-keluarga di Indonesia. Salah satu hal positif yang bisa mulai dilakukan adalah dengan berinvestasi pada instrumen investasi yang memberikan hasil melampaui nominal inflasi.

Misalkan, jika Anda memutuskan untuk berinvestasi pada saham di BEI, maka carilah emiten-emiten di bursa yang bisa memberikan imbal hasil yang melebihi tingkat inflasi. Jika nominal inflasi 10 persen, maka imbal hasil investasi Anda bisa berada di kisaran 15 sampai 20 persen. Itu salah satu solusi yang bisa membantu Anda untuk membendung dampak negatif inflasi.

Apapun yang terjadi, kita semua berharap bahwa perekonomian di negara Indonesia bisa bertahan dari berbagai peristiwa besar yang terjadi di muka bumi. Kita berdoa, berharap, dan bekerja sekuat tenaga agar bangsa Indonesia bisa selamat dari berbagai macam peristiwa yang mengguncang perekonomian dunia.

Sumber :

https://fajar.co.id/2022/01/21/bank-indonesia-proyeksi-inflasi-bulan-januari-2022-angkanya-turun/

Previous
Next Post »
0 Komentar