Kumpulan Puisi Roman Picisan - Mas Donda

08.19

Kumpulan Puisi Roman Picisan, Sebuah Goresan Tak Beraturan

Kumpulan puisi roman picisan merupakan hasil karya penulis yang jika dinilai menggunakan kaidah sastra tertentu akan sangat jauh dari kata baik. Hal ini sangat saya sadari mengingat diri ini bukanlah seseorang yang memiliki latar belakang sastra yang baik.

Namun sejatinya, dalam diri seorang insan hatinya senantiasa condong mencintai keindahan, kesyahduan, kedamaian rasa, dan hal-hal lainnya yang menyentuh jiwa. Puisi merupakan salah satu usaha manusia untuk menembus sekat-sekat yang menghalangi seseorang untuk menikmati hal-hal tersebut.

Kumpulan Puisi Roman Picisan
Kumpulan Puisi Roman Picisan

Puisi roman picisan ini secara tidak langsung merupakan simbol suasana hati penulis pada masa atau rentang waktu tertentu. Ada memang, bagian-bagian tertentu yang menjadi semacam catatan sejarah. Oleh karena itu, meskipun hasil karya saya ini jauh dari kata sempurna.

Baca Juga : Puisi - Mata Mata Manja

Karena sebagian tema puisi yang tersusun disini adalah tentang percintaan. Maka, saya mengambil judul roman picisan. Yang berisi kisah-kisah yang sering dialami manusia pada umumnya. Ya memang, ada sebagian kecil puisi yang memiliki tema di luar percintaan.

Baca Juga : Puisi - Pujangga Maya

Namun, kumpulan puisi roman picisan ini memiliki arti dan makna tersendiri bagi penulis. Dan bisa saja terjadi, bahwa hanya diri penulislah yang benar-benar memahami makna kumpulan puisi ini. Semoga kumpulan puisi roman picisan ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia literasi di tanah air.

1. Puisi - Kabar Dari Desa

Kereta Sawunggalih Utama merapat ke kota
bersama wanita lemah lembut yang cantik tiada tara
berhati emas lagi mulia

Cium peluk Ibunda
pupuskan pilu di dalam dada
lunturkan rasa sakit yang menikam jiwa

Bila kulihat wajahnya
kulihat bayang-bayang surga
dekatkan aku pada lautan cahaya

Cium peluk Ibunda
ingatkan aku pada masa yang silam
bersama gemericik air di lembah penuh pesona
saat jutaan kupu-kupu menari dan berdendang ceria

Jakarta, 10 Maret 2013

2. Puisi - Senyum Bidadari Senja

Senyum Bidadari Senja
sebuah pertemuan dalam perjalanan
menuju tempat berangkat dan kembali

Dalam remang kulihat secercah titik terang
berjalan diatas pasir bertabur cahaya bintang
maklumat hati kan teguhkan ikatan

Senyum Bidadari Senja
bangkitkan hati dari kegundahan
melepas sepi dalam penantian
hilangkan ragu dan bimbang

Senyum Bidadari Senja
aku rasakan gairah batinmu
mengalir ke setiap sendi tulang-tulangku
merasuk ke dalam lorong imajiku

Senyum Bidadari Senja
Kau bisikkan kepada anganku
bahwa peluh itu adalah sebuah penghargaan
kepada alam, manusia, dan Sang Pencipta

Jakarta, 08 November 2014

3. Puisi - Gubug Rindu

Harum wangi desa
semerbak tirta kencana
kabarkan syahdu pada hamparan pesona

Sungguh hatiku t'lah terpaut pada satu masa
ditengah ladang sawah di malam purnama

Gubug Rindu
sasana dua hati berselimut haru
sambut salam sapa langit nan biru

Sungguh ini membuatku terpaku
seolah tak berdaya
dan semakin tak berdaya
melihat kerling mata dan aura wajamu

Gubug Rindu
adalah ruang aspirasi cinta
antara aku dan kamu

Jakarta, 07 November 2014

4. Puisi - Tak Pernah Setertarik Ini

Padamu kutitipkan pesan rasa dibalik kata
dan itu adalah hadiah kecilku untukmu

Padamu kusisipkan isyarat kalbu dibalik goresan citra
dan itu adalah kejutan kecilku untukmu

Padamu kuselipkan rahasia batin diantara tanda titik dan koma
dan itu adalah persembahan tulusku untukmu

Ku tak pernah setertarik, sekagum, dan setakjub ini
Someone in somewhere, how are you today?

Jakarta, 15 November 2014

5. Puisi - Sandaran Hati

Kemarilah sayang
dengarkan celoteh jangkrik diberanda malam
bersahut padu bersama tarian kunang-kunang

Meski lara yang kudapati lebih besar dari yang engkau rasakan
kuizinkan engkau tuk berbagi

Meski penat yang kujumpai lebih berat dari yang engkau alami
kuizinkan engkau tuk sejenak atau mungkin untuk selamanya
bersandar dipangkuan hatiku

Jadikanlah aku sandaran hatimu
muara dari semua resah yang mengusikmu
jawaban dari syair-syair kerinduan yang menghujam pada tepian mata air kesendirian
menyayat-menyayat sukma
dan menumpahkan sisi lain dibalik rapuhnya sendi-sendi yang kokoh
saat nestapa meracuni kehendak hati

Kemarilah sayang
untaian mahkota yang indah itu
akan berpagut mesra
dengan "kelembutan" yang tampak
dari jemari yang setia menunggu
agar misi sucinya mampu ia tuntaskan
ditengah peraduan yang bermandikan cahaya rembulan

Kemarilah sayang

Sukapura, 05 Februari 2015, 21:46

6. Puisi - Kereta Senja

Kereta senja tiba di stasiun kota
memecah udara yang merambat dingin
kusambut cinta dengan bahagia
pertemuan indah di hari Senin

Satu hal yang tak pernah kulupa
janji manismu pada suatu musim
betapa kerinduan tlah berganti kemesraan

Selamat datang impian
selamat datang harapan
kisah kita bermulai disini

Jakarta, 26 Juni 2014

7. Puisi - Sungguh Aku Rindu

Aku Rindu
pada kicau burung dan suara kerbau
pada nyanyian penjual getuk dan gorengan

Aku Rindu
gemericik air di sungai dan kolam ikan lele
pada senyuman simbah yang bertabur emas

Aku Rindu
pada permainan gobak sodor dan jonjangan
pada suapan Ayahanda dan Ibunda

Aku Rindu
Pada suara buah dukuh yang berjatuhan tertiup angin
dan berhamburan terhempas hujan
orang-orang memanggilku "rene mangan sek Nduk"

Sungguh Aku Rindu

Jakarta, 17 Juni 2014

8. Puisi - Tersenyumlah Untukku

Hari-hari yang cukup melelahkan
tak pernah mau menyisihkan sedikit daya
terkuras hebat bagai gerimis yang tak meninggalkan bekas
meski hanya untuk setetes kelembutan

Kucoba tuk mengejar sekilat waktu
dengan sayap-sayap yang hampir rapuh
namun aku selalu kalah

Senyummu adalah sejuk yang menyapa batinku
penawar resah yang merajai akhir senja
membungkus kearifan
pada jiwa yang begitu gegabah menawan cintanya
sebuah kenikmatan
yang tak seorangpun kan mampu memisahkannya

Tersenyumlah untukku sayang
meski hanya sebagai kiasan
melukis bayang-bayang wajahmu
dalam lagu yang kunyanyikan semalam

Tersenyumlah untukku sayang
meski tajuk yang tlah tertulis
menisbikan babak pertemuan

Jakarta, 02 April 2015

9. Puisi - Antara Sepi Dan Diam

Antara sepi dan diam
serombongan lagu mampir ke peraduan
jemari lentiknya meremas getir
kepada sang putri yang bersimpuh lihai
menempel pada dingin yang sama sekali tak pernah diundang

Sesaat langit ingin bergema
merampas kesombongan manusia-manusia nista
yang tak pernah sudi berbagi sehirup nafas
dengan jutaan sosok penyelamat
ikatan suci yang menaburkan sisi lain dari masa depan

Aku dengar padimu yang sudah mulai menguning
begitu menggemaskan dan teramat lucu
sejak saat itu kabut gelap nan hitam
selalu takut menatap wajahmu
karna tetes demi tetes
tlah menghujam tajam ke poros-poros waktu

Antara sepi dan diam
ingin kunyanyikan syair kebebasan
menebas setiap angkara yang lekat
mengiris lembaran tipis nafsu

Kibasan demi kibasan
kan bertemu pada ranting yang bergelayut manis
menaburkan bumbu-bumbu harmoni
pada ujung daun yang tak pernah layu
meski untuk satu goresan warna

Beri aku satu senyuman
beri aku satu kerlingan
beri aku satu kalimat salam
dan janjiku tengah mendekap
pada sekujur hari yang terangkai indah
meretas merdu di setiap sudut pori-pori pipimu sayang

Sungai Bambu, 16 Maret 2015, 11:08

10. Puisi - Hias Raya Gadis Belia

Hias Raya Gadis Belia
berlomba-lomba mempercantik penampilan
bukan untuk mengumbar nafsu sesatnya
bukan pula tuk membujuk rayu pemuda bujang
bukan pula tuk mencari pesona tenarnya

Hias Raya Gadis Belia
mencoba tuk merangkai polesan cantik diantara kening dan dagunya
memberi arti sempurna pada pengejawantahan rasa
tersimpan apik di sudut-sudut hati
sebuah sedekah untuk sisi lain dari keindahan dunia

Hias Raya Gadis Belia
tak kuasa menahan bungah yang menyembul dan bersandar mesra
mendayu-dayu bak ombak kecil yang bergoyang tertiup angin
ingin berkata pada dunia yang dulu tak sudi berteman
bahwa ia bukanlah sembarang makhluk yang tak pernah terpatri namanya
pada tumpukan kisah kemenangan bidadari senja
menjemput malam dengan berjuta syukur dan puja

Hias Raya Gadis Belia
tak kusangka ia begitu cantik hari ini
menyeret sepiku berlabuh pada maklumat hati
mengabarkan satu romansa jiwa
dan ingin kutemani malam-malam bersamamu
sebagai bab bertajuk bahagia
yang tak akan berakhir
meski nestapa menghujam bertubi-tubi

Hias Raya Gadis Belia
Ahay!, jerawat dipipimu terlihat manis sekali!

Jakarta, 05 Maret 2015
Previous
Next Post »

2 komentar

  1. Mantul mas dody bisa bikin puisi seperti ini. Bakat dari Allah swt

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah Bang Day. Sekedar goresan rasa...hehehehe.

      Hapus