Puisi - Risalah Rezeki

21.29

Puisi - Risalah Rezeki

Puisi - Risalah Rezeki
Puisi - Risalah Rezeki

Dan aku adalah ranting yang merindukan cahaya,
yang bersusah payah berebut kehangatan,
dengan batang-batang yang kokoh, kekar, dan berwibawa,
bukankah Tuhan slalu setia menabur rezeki di setiap kejadian?

Dan aku adalah si manis yang merindukan si pahit,
karna tanpanya,
tak akan pernah ada rasa spesial,
yang terseduh nikmat di dalam secangkir senyuman...

Dan aku adalah asap yang merindukan angin,
karna tanpanya,
aku hanyalah pekat yang tak lagi bersahabat,
bagai sosok stagnan,
yang tak pernah bisa memberi manfaat pada sesama...

Dan aku adalah bebatuan rapuh yang menahan dingin,
teramat rindu dengan pelukan sang pasir,
karna tanpanya,
tak akan pernah ada cerita,
tentang gapura megah sebagai pembatas dua desa,
yang tak pernah merasa lelah dan putus asa,
melukis mimpi-mimpi tentang kejayaan tanah kelahirannya...

Karna kita adalah "dzat" yang saling menopang satu sama lain,
juga karna kita adalah raga yang nyaris lemas dan mati,
ketika harus melangkah sendiri...

Karna kita adalah jiwa yang mudah bosan,
mudah terperangkap curiga,
dan mudah terjerumus oleh iri dan dengki...

Tanpa rahmat dan kasih sayang-Nya,
kita adalah kesakitan yang gemar rusuh,
keluh kesah yang berujung gelisah,
jalan pintas yang berselimut gegabah,
terpenjara dalam kehampaan abadi,
bukankah Tuhan slalu "istiqomah" membagi hikmah dan berkah,
di setiap judul dan peristiwa?

[Sukapura; Minggu 27 Januari 2019; 21:21 WIB]

Baca Juga : PUISI - AIR MATA SURGA
Baca Juga : PUISI - CURHAT SANG DUKUN
Baca Juga : PUISI - RINDU ACEH
Baca Juga : PUISI - FILOSOFI ANGKA 58
Previous
Next Post »
0 Komentar