Puisi - Melodi Dalam Secangkir Wedang Hangat

16.56

Puisi - Melodi Dalam Secangkir Wedang Hangat


Melodi Dalam Secangkir Wedang Hangat
Puisi - Melodi Dalam Secangkir Wedang Hangat

Selepas Subuh dingin masih setia menunggu,
ranting dan dedaunan terlihat nyaman dengan diamnya,
tak ada yang ingin menari di pagi yang penuh rahmat ini...

Terdengar "langit" berbisik lirih,
saking lirihnya dan nyaris tanpa jejak yang menggema,
sampai ia pun harus mengalah,
dengan asap nasi liwet yang mengepul sempurna,
yang membawa wewangian surga,
menggugah si hati tuk membangunkan sang pecinta...

Masih kuingat melodi cantik yang engkau mainkan,
lalu engkau pun menitipkannya pada hujan,
membungkus kecewa yang malam itu mengusik kerinduanmu,
dan engkau akhiri dengan sebaris nada tinggi:
"Tak akan ada lagi minuman dingin di kulkas!"

Tujuh purnama berlalu tanpa gejolak,
sampai tertulis kabar duka yang singgah di beranda maya,
seorang sahabat yang teramat baik tlah mendahului kita,
pergi dengan meninggalkan selembar catatan medis,
tentang 3 tahun yang begitu menyiksa,
karena sesak yang slalu meneror organ jantungnya...

Dan hari ini aku berjanji,
akan selalu kumainkan sebuah melodi,
dalam secangkir wedang hangat,
yang kan menemani pagi dan senja,
hingga sampailah ia pada titik yang tak mungkin tersentuh oleh waktu...

[Sungai Bambu; Jum'at, 25 Januari 2019; 11:29 WIB]

Baca Juga : PUISI - TANIA
Sumber Gambar : gaya.tempo.co
Previous
Next Post »
0 Komentar