Puisi - Curhat Sang Dukun

19.47

Puisi - Curhat Sang Dukun

Puisi - Curhat Sang Dukun

Malam Jum'at Kliwon,
purnama merangkak naik,
menembus dinding-dinding bambu,
melabuhkan sebuah kisah tentang kesunyian...

Semerbak wangi asap dupa,
berebut cantik dengan wangi 7 kuntum bunga,
lalu komat-kamit sang dukun melantunkan mantra,
iringi jemarinya yang mulai menari,
bersama percikan kemenyan yang meletik sempurna...

Malam itu sang dukun benar-benar ingin sendiri,
berusaha meredam gelora yang memuncak,
dengan geram ia mulai merapal sebuah Aji Pamungkas,
satu-satunya "Ilmu" tertinggi di dunia metafisika,
dan hanya sang dukun itulah yang mampu menguasainya...

Kakek pernah bercerita,
jika ada cahaya hitam bercampur merah,
melintas diatas atap rumah penduduk desa,
maka segeralah berkumpul untuk berdzikir dan bertaubat,
karna itu adalah sebuah isyarat,
tentang amarah dan dendam kesumat...

Dan akupun teringat,
pernah melihat sang dukun berdiri angkuh,
seolah-olah ia sedang berbicara,
pada beringin besar disamping rumahnya,
hingga bibir yang gemetar itupun berteriak lantang:
"Siapakah yang tlah berani mencuri genderuwo kesayanganku ???!!!"....

[Sukapura; Minggu, 11-11-2018; 19:41 WIB]
Previous
Next Post »

25 komentar

  1. Kenapa sih di dunia perdukunan sangat identik dgn kemenyan dan bunga mawar?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Karena baunya wangi Bang Aris. Apalagi untuk makhluk astral, katanya kemenyan buat rebutan.

      Hapus
  2. Baca ini, saya jadi inget sama sinetron Kafir di TV dulu😂

    BalasHapus
    Balasan
    1. Judul sinetronnya "Kafir" sekitar tahun 2004/2005 di SCTV kalau ndak salah. Hihii.. Keingetnya krna ngomong tentang cahaya merah campur hitam.
      Saya jadi merinding 😅

      Hapus
    2. Hehehe...padahal saya bikinnya karena inspirasi diri sendiri. Gak kepikiran itu pernah ada di sebuah sinetron.

      Hapus
  3. yang sakti genderuwonya, bukan dukunnya
    sebenarnya boleh kagak ya meminta bantuan ke dukun?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya tergantung pribadinya masing-masing Sobat Sungai Awan. Ada orang yang suka mengandalkan "dukun" dan lain sebagainya. Kalau saya meminta bantuan ya hanya kepada Allah Yang Maha Penolong.

      Hapus
  4. dih serem,, s duku mpunya genderewo.. halah2,, sekarang semakin banyak yang mistis2 gini yaa bikin serem kalau tdr malam :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ckckckck, sekarang kan ada dede bayi teh Vika. Jadi ya gak serem-serem amat kali ya...

      Hapus
  5. Dulu kemenyan di gunakan sebagai wewangian , sekarang beralih menjadi syarat untuk sebuah pemujaan dan ritual...

    BalasHapus
  6. Puisi ini diangkat dari kisah nyata yach mas.. ? apa terinpirasi dari filem2 di Tivi.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ini sebenarnya kritik sosial. Karena akhir-akhir ini makhluk "genderuwo" sedang viral di media sosial dan televisi nasional. Nah, ceritanya sang dukun marah. Ia geram, bahwa urusan genderuwo adalah urusan sang dukun, tapi kenapa para politisi negeri ini menjadikan genderuwo urusan mereka? Hahahaha...

      Hapus
  7. lagi fokus bikin puisi nih kayaknya mz,
    tapi kalau baca puisi mz sama puisi hujan bulan juni kayak berbeda banget, terlalu banyak kata dalam 1 kalimat, maksud puisi lebih jelas,
    apa cuman feeling ku aja yah.. :) btw semangat mz

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...saya membuat puisi agar mudah dipahami bagi orang awam. Karena kalau menggunakan gaya bahasa tingkat tinggi orang biasa juga sulit sekali memahami maknanya. Kiasan yang terlalu jauh dengan bahasa sehari-hari juga akan jarang dilirik pengguna internet yang awam soal puisi. Jadi memang puisi dari orang biasa dan untuk orang biasa yang luar biasa...wkwkwkwk

      Hapus
    2. oooh gitu.. beda pemirsanya ternyata kikiki

      Hapus
    3. Xixixi...yah begitulah ceritanya Kak Risna.

      Hapus
  8. Kalau menyebut dunia metafisika jadi ingat Doctor Strange, dia dulunya seorang dokter bedah ahli syaraf lalu mempelajari ilmu supranatural.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dokternya bisa praktek di alam lain ya mba Dewi? Hehehe...terima kasih sudah berkunjung. Salam sukses selalu.

      Hapus
  9. Kritik sosialnya 'dapet' qiqiqiq. Siapakah yang telah berani mencuri gendoruwo kesayanganku!?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Nah...itulah yg saya maksud.
      Kalau sering ntn berita di tv atau medsos pasti paham ttg genderuwo ini...wkwkwkwk

      Hapus
    2. Qiqiqiqi nggak rajin pantengin tv juga, cuma di medsos ramai beud jadi paham saya maksudnya hahaha. Nice, Mas Dod ... ayo ayo tulis puisi lagi.

      Hapus
  10. Sampai sekarang sebenarnya aku masih bingung, dengan ungkapan yang cukup trend di daerah saya (minangkabau) yang ucapannya : "jan janyak gaya lai, kumayan saribu ciek nyo, beko manjek dindiang"
    Kalo dalam bahasa indonesia artinya : "gak usah sombong, harga kemenyan cuman seribu, nanti kamu manjat dinding"..
    Hihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hemm...sifat sombong memang dilarang dilakukan. Agama dgn tegas mengajarka n ttg hal ini. Karena sombong adalah sifat iblis. Sombong biasanya berteman dgn sifat2 buruk lain. Jadi maksudnya sebenarnya supaya kita saling menghargai dan menghormati orang lain. Siapapun diri kita. Kaya atau miskin. Begitulah kira2 pemahaman saya Sobat Wiki. Salam sukses selalu.

      Hapus