Buku Adalah Gizi Penting Bagi Keluarga

05.17

Buku adalah gizi penting bagi keluarga. Sebuah pernyataan yang mengindikasikan betapa berharganya buku sebagai bagian dari pertumbuhan dan perkembangan manusia. Terutama anak-anak dalam kondisi otak / pikiran yang masih fresh dan siap menerima bejibun informasi.

Membaca buku seharusnya sudah menjadi rutinitas yang menyenangkan. Syukur-syukur ia bisa termasuk salah satu hobi yang membuat ketagihan. Jadi, hati belum gembira kalau belum membaca buku dalam keseharian. Ini semacam mimpi di siang bolong, karena nyatanya hanya segelintir manusia Indonesia yang gemar membaca buku.

Orang Indonesia rata-rata lebih senang "dopokan" alias ngobrol ngalor ngidul tanpa ada topik pembicaraan yang jelas dan terarah. Sayangnya, itu menjadi semacam acara "ngrasani", yakni membicarakan aib orang lain. Padahal isi obrolan tentang orang yang dibicarakan sering tidak sesuai dengan fakta dan informasi yang valid.

Saya kadang melakukan acara "dopokan sehat", tetapi dengan topik yang lebih jelas dan terarah. Sebagai hasil dari kegiatan membaca satu atau beberapa buah buku. Sehingga ada manfaat yang didapat selain jalinan silaturahmi yang kian membaik.

Mimpi yang selalu ingin saya wujudkan adalah, ketika melihat kaum ibu-ibu yang asyik membaca buku saat mereka menyusui bayinya. Atau melihat kaum bapak-bapak yang kelihatan asyik membaca buku di teras rumahnya masing-masing.

Saya yakin, jika semakin banyak orang Indonesia yang setiap hari sarapan pagi dengan membaca buku akan ada dampak positif bagi bangsa ini. Bukan tidak mungkin hobi membaca buku akan meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Buku adalah gizi penting bagi keluarga. Maka ajaklah anggota keluarga Anda untuk senantiasa membaca buku. Salam sukses selalu!.

Previous
Next Post »

4 komentar

  1. Saya sangat suka baca komik hehehehe.. Tapi itu dulu waktu sd, seiring waktu media digital berkembang. Di negeri paman Sam kelas kelas setara sd menggunakan iPad sehingga anak anak membaca dan sekaligus nonton animasinya guna memasukan maksud penulis benar benar efektip dimengerti oleh pembaca pembaca muda zaman now.

    PBB misalnya mulai menyusun draft terkait lingkungan hidup guna pengurangan pemakaian kertas, tidaklah mengherankan industri koran mulai berguguran satu demi satu. Bahkan kemajuan ini dinegara maju cukup mengejutkan, ketika sistem android terakhir awal tahun 2018 ini dinyatakan telah mengalahkan sistem operasi windows, dan berakibat menurunnya industri laptp dan pc sebagai media orang mengakses internet dan bahkan bekerja.

    Industri buku konvensional sedang digantikan oleh digital, saya suka baca buku fisika dan sains terapan, atau perihal teknologi nano dan mengkoleksi karya karya Matt Ridley,Carl Sagan dan buku buku klasik, tetapi kemudian saya temukan salinan lengkapnya dengan mudah ditemukan di "deep web" internet.

    Cara orang membaca telah berubah dan gadet dengan perkembangannya akan semakin aman bagi manusia.

    Salam,

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehe...biarpun memakai Android namanya nggak berubah kok Sobat. Dari dulu tetap buku, hanya sedikit tambahan: buku digital. File digital dalam kemasan e-book menurut saya lebih baik ketimbang file digital bacaan lainnya. Namun saya tetap demen membaca buku cetak, karena tdk ada radiasi yang berlebihan dari buku kertas.

      Hapus
  2. orang membuthkan ilmu melebihi dari makanan kalau makan cuma 2,3 kali sehari kalau ilmu setiap saat mau melakaukan sesuatu perlu ilmunya mas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Bang. Biar hidup lebih terarah dan bermakna.

      Hapus