Baru Satu Jam Hujan, Genangan Air Mulai Terlihat

15.02
Hujan deras yang mengguyur beberapa wilayah ibukota pada hari ini, Selasa 27 Maret 2018 yang terjadi sejak pukul 13.00 WIB mulai menghasilkan genangan air yang cukup dalam. Hal ini terpantau langsung di beberapa sekolah swasta yang ada di wilayah Jakarta Utara. Beberapa sekolah mengabarkan terjadi genangan air yang cukup dalam di halaman sekolah.

Halaman Sekolah Yang Terendam

Meski baru berlangsung lebih kurang satu jam, debit air yang begitu tinggi mulai menimbulkan rasa kekhawatiran di beberapa sekolah. Jika hujan deras kali ini berlangsung lebih dari tiga jam, bisa diprediksi beberapa wilayah di Jakarta akan terjadi banjir. Mengingat Jakarta sejarahnya adalah lahan berbentuk rawa yang "dipaksa" untuk menjadi pusat bisnis dan pemerintahan.

Air Mulai Menggenangi Ruang Kelas

Keadaan ini cukup mengkhawatirkan bagi beberapa satuan pendidikan, mengingat mulai pekan yang lalu, sebagian besar sekolah (terutama untuk tingkat SMP dan SMK) sedang menyelenggarakan Ujian Sekolah Berstandar Nasional (USBN) dan ada juga yang sedang melaksanakan Uji Coba Ujian Nasional (UCUN) Tahun Ajaran 2017-2018. 

Kondisi Jalan Depan Masjid Astra - Sunter Jakarta Utara

Tanah Kota Jakarta yang terus mengalami penurunan sekitar 7.5 cm per tahun, menyebabkan lahan bangunan sekolah posisinya lebih rendah dari jalan. Alhasil, air hujan akan langsung masuk ke halaman sekolah. Semoga hujan deras hari ini tidak menimbulkan bencana banjir yang lebih parah sehingga anak-anak bangsa tetap bisa belajar di sekolah.

Kita juga terus berdoa agar murid-murid atau peserta didik ini bisa terus merasa aman dan nyaman belajar di sekolah. Dan berikut ini adalah beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya banjir, atau untuk mengurangi dampak banjir baik di sekolah maupun tempat lainnya:

1. Membuang Sampah Pada Tempatnya
Kebiasaan membuang sampah di sembarang tempat akan memperparah keadaan saat terjadi banjir. Sampah-sampah yang menghambat saluran air dan sungai juga disinyalir menjadi salah satu pemicu utama bencana banjir. Masyarakat hendaknya menyadari dan mulai membiasakan membuang sampah pada tempat yang sudah disediakan. Pemerintah juga wajib memberikan sarana yang baik, seperti memastikan bahwa truk-truk pengangkut sampah bisa beroperasi rutin setiap hari. Karena sampah-sampah di kota besar seperti Jakarta tidak bisa dibiarkan lebih dari sehari.

2. Memperbaiki Saluran Pembuangan Air
Seringkali kita melihat di beberapa jalanan kota besar seperti Jakarta, saluran air tidak terhubung sempurna. Tidak sedikit pula yang malah tidak ada saluran airnya. Sehingga saat hujan deras turun air akan menggenang dalam waktu yang lama.

3. Menanam Sebanyak Mungkin Pohon
Pohon dengan akar dan daun yang banyak, sangat ampuh untuk menyerap air di dalam tanah. Artinya pohon sebenarnya cara tercanggih untuk menyimpan air dalam jumlah yang besar. Akibat lahan untuk menanam pohon yang sudah berwujud gedung-gedung dan perumahan, otomatis daya serap "alam" untuk menampung air hujan berkurang drastis.

4. Membuat Banyak Bendungan Atau Danau
Bendungan sangat cocok dibangun di provinsi yang masih memiliki lahan pertanian luas. Sedangkan untuk danau lebih pas dibangun di wilayah perkotaan dengan lahan terbatas. Namun danau tidak akan berfungsi dengan baik apabila saluran pembuangan air hujan kurang lancar. Segenap komponen masyarakat dan pemerintah mesti bekerja sama memastikan bahwa air hujan dapat mengalir dengan baik menuju danau.

5. Membuat Sumur Resapan
Sumur resapan adalah semacam kolam air dengan kedalaman tertentu yang berfungsi untuk menampung sementara air hujan. Sumur resapan bisa dibuat di rumah-rumah warga. Harapannya adalah, bahwa sumur resapan ini akan memberikan suplai air yang cukup di dalam tanah saat musim kemarau.

6. Normalisasi Sungai
Normalisasi sungai merupakan seperangkat rencana strategis yang dilakukan sebagai usaha untuk mengembalikan fungsi sungai yang mulai "tergusur" oleh pemanfaatan lahan di sekitar sungai yang melanggar kebijakan lingkungan hidup. Sungai yang semula lebar, kini semakin sempit dan mengecil. Sehingga daya tampung sungai menjadi berkurang cukup signifikan.

Dalam program normalisasi ini pemerintah juga wajib melakukakan pendalaman / pengerukan lumpur dan sampah-sampah yang terdapat di sungai. Langkah yang sering dilakukan justru berbanding terbalik dengan program normalisasi sungai, terbukti bukannya sungai yang diperdalam, tetapi malah jalan raya yang ditinggikan.

Seharusnya tidak demikian. Toh sebenarnya, jika diperbandingkan dengan seksama, anggaran untuk meninggikan jalan tidak jauh berbeda dengan ketika anggaran tersebut dialihkan untuk perbaikan ringan jalan (tidak perlu ditinggikan) ditambah dengan anggaran untuk pendalaman sungai.

Dengan semangat kebersamaan yang tinggi, Insha Allah usaha untuk mencegah ataupun mengurangi dampak bencana banjir akan terwujud dengan baik. Pembangunan juga wajib mempertimbangkan aspek kelestarian lingkungan agar tidak merusak tujuan hidup bersama lainnya. Jika pembangunan hanya akan merusak bumi tempat tinggal sementara manusia ini, maka sudah sepatutnya kita mempertanyakan kembali apa makna pembangunan? Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu!.
Previous
Next Post »

2 komentar

  1. Jakarta sepertinya sulit dech terhindari dari banjir karena memang keadaan yang belum dapat diselesaikan dengan kesadaran warganya sendiri seperti masih banyak yang buang sampah semabrang mas di got dan di kali

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yup...betul Sobat. Karena jumlah penduduknya padat, akhirnya untuk membuang sampah saja kadang susah sekali di Jakarta. Tidak semua RW dilewati truk-truk pengangkut sampah atau gerobak-gerobak sampah dinas kebersihan Provinsi.

      Hapus