Awasi Perilaku Anak Saat Menggunakan Gadget

21.33
Miris banget ya! Sebuah respon yang kini beredar di beberapa media sosial tentang peristiwa terekamnya aktifitas seorang anak perempuan yang kedapatan tengah "asyik" menyaksikan sebuah video berisi konten dewasa. Sang anak yang sedang ditemani ibunya ini tampak gelisah dan tampak mengetahui bahwa ada seseorang yang sedang mengawasi serta merekam aktifitas dirinya. Berita ini disampaikan melalui sebuah akun media sosial pada hari Rabu, 14 Maret 2018 dan langsung cepat menyebar ke seluruh penjuru tanah air.

Sebenarnya ada dua masalah yang bisa kita garis bawahi dan disikapi dengan bijak. Pertama, bahwa apa yang dilakukan si bocah perempuan tentu merupakan hal yang belum pantas untuk dilihat oleh anak seusia dirinya yang mungkin saja belum bersekolah. Kedua, orang yang merekam atau menyebarkan video aktifitas si anak ke media sosial patut dipertanyakan. Karena hal kedua yang saya sebutkan tadi bisa berdampak negatif dan ada juga sisi positifnya.

Awasi Perilaku Anak Saat Menggunakan Gadget.
Gambar: edupost.id

Dampak negatifnya tentu saja bisa berbagai macam. Kita tidak akan pernah tahu seperti apa nanti sikap orang tua (ibu) si anak saat mengetahui bahwa apa yang sedang ramai diperbincangkan orang adalah perilaku anaknya sendiri. Selain timbul rasa malu, kita tidak bisa menjamin apakah si ibu ini akan memperlakukan anaknya dengan baik (sabar) dan bijak mengatasi perilaku anak yang sudah kadung membuat malu kedua orang tuanya.

Saya berharap orang tua tersebut tidak melakukan "intimidasi" pada si anak dengan memarahinya secara membabi buta. Atau si ibu yang tadinya sayang dan perhatian pada si anak berubah drastis menjadi ibu yang kejam dan galak (dalam arti negatif) pada anaknya. Ini tentu tidak baik bagi pertumbuhan anak nantinya.

Yang lebih parah lagi adalah ketika video anak yang sedang nonton konten dewasa ini dilihat juga oleh anak-anak Indonesia lainnya, maka akan menjadi contoh yang buruk bagi anak-anak. Anak-anak akan menjadi penasaran dan ingin tahu apa sebenarnya yang sudah dilihat si bocah perempuan itu. Sayangnya orang yang men-share video aktifitas si anak tidak berpikir seribu kali untuk menyebarkan berita ini. Jangan karena ingin "tenar" atau ramai dilihat orang (maaf jika dugaan saya keliru), lantas kita tak hati-hati menyebarkan video tersebut.

Sisi positifnya adalah bahwa mungkin si penyebar berita ini ingin memberi pesan kepada orang tua agar lebih waspada terhadap aktifitas anak saat menggunakan gadget yang ada dalam genggaman si anak. Namun cara penyampaiannya adalah kurang tepat. Penyebar berita tersebut sebenarnya tak perlu mempertontonkan aktifitas anak secara gamblang tanpa sensor. Dengan cukup menggunakan teks kalimat pun, sebuah pesan akan bisa dibaca oleh para netizen.

Hikmah yang dapat kita ambil dari beredarnya berita ini adalah bahwa kita harus hati-hati saat memposting sebuah informasi. Selalu pertimbangkan sisi negatifnya terlebih dahulu. Dan yang terpenting adalah kita semua selalu mengawasi penggunaan gadget pada anak.

Beri ketegasan pada si anak, bahwa ia misalnya boleh menggunakan hp tapi harus berada dekat dengan orang tuanya. Ketika anak memutuskan untuk memakai gadget di kamar sendirian, Anda berhak untuk melarangnya. Karena saat ini konten-konten dewasa masih mudah diakses melalui gadget mungil seperti handphone yang dipegang anak-anak Anda. Semoga bermanfaat dan salam sukses selalu.
Previous
Next Post »

2 komentar

  1. Kalau saya sudah nonton videonya. Dan saya juga sudah membuat artikelnya. Aduh pengunjungnya sungguh luar biasa. Boombastis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe...artikelnya kayak saudara kembar, beda rupa dan beda rasa juga tapi ya, walaupun intinya sama.

      Hapus