Menikmati Segarnya Pagi dan Hangatnya Senja

22.09
Segarnya udara pagi merupakan salah satu anugerah luar biasa yang Tuhan berikan untuk umat manusia. Nikmatnya udara pagi menambah semangat dan gairah yang dahsyat bagi orang-orang yang mensyukurinya. Begitu juga dengan saat-saat menjelang senja, dimana kita bisa melihat keceriaan dan kehangatan yang terpancar dari senyum, tawa bocah-bocah mungil yang bercanda ria duduk diatas mobil bak terbuka di pinggir jalan di depan rumah kita.

Sesungguhnya, segarnya udara pagi dan hangatnya senja hari menjadi simbol yang menunjukkan seberapa dalamkah rasa syukur kita atas nafas yang masih bisa kita rasakan, atas detak jantung yang senantiasa "berdzikir" tanpa kita perintah. Dua rutinitas momen indah tersebut sangat jarang bisa dirasakan kenikmatannya oleh sebagian besar manusia.

Manusia terlalu sibuk dan salah kaprah cara pandangnya, sehingga mereka mengabaikan dua macam "sumber" kebahagiaan tersebut dan berusaha mencari, menggantinya dengan "kebahagiaan semu" yang lainnya yang pada ujung-ujungnya hanya menambah rentetan kesengsaraan hidup manusia saja. Sedikit sekali orang yang "mampu" menangkap isyarat alam seperti ini. Jarang sekali manusia yang belajar dari "harmonisasi" alam ciptaan Tuhan.

Ilustrasi: ksatriafantasy.blogspot.com

Dalam benak sanubari manusia modern saat ini tengah dipenuhi oleh "ambisi negatif" yang mengantarkan diri pada perilaku-perilaku yang cenderung merusak tatanan kehidupan. Ia sudah tidak peduli lagi dengan usaha untuk meningkatkan kualitas hidup. Yang ada dalam pikiran hanyalah bagaimana cara mendapatkan sesuatu, memiliki sesuatu dan mengabaikan istilah / pedoman tentang mana yang "halal" dan mana yang "haram".


Ketika manusia sudah tidak dapat menikmati segarnya udara pagi dan merasakan kehangatan senja hari, sejatinya ia telah melayang jauh dari tujuan hidupnya. Manusia telah lepas dari "rel kehidupan" yang pada awalnya ada dan tercipta untuk kesejateraan dan kedamaian hidupnya. Dalam bahasa filsafat mengatakan bahwa saat ini banyak manusia yang telah kehilangan arah dan kendali.

Orang yang telah kehilangan arah dan kendali maka sudah tak pernah memikirkan lagi, apakah tindakan yang dilakoni saban hari itu akan membawa kepada kebaikan atau akan mengantarkannya pada "kehancuran" yang menyingkirkan hak-hak hidup manusia lainnya. Sehingga semakin lama semakin kompleks dan berat permasalahan yang harus diselesaikan. Manusia telah mempersulit dirinya sendiri.

Inilah momen yang berharga untuk kita semua kembali ke arah yang benar, dan mengendalikan "perubahan" hidup kita sesuai dengan apa yang telah diisyaratkan alam, demi terwujudnya kehidupan yang harmonis, satu sama lain saling membantu, bersatu padu membangun peradaban yang gemilang. Dengan mensyukuri segarnya udara pagi dan hangatnya senja hari, mudah-mudahan Tuhan senantiasa menjadikan hidup kita menjadi lebih indah dan bermakna. Semoga bermanfaat.
Previous
Next Post »
0 Komentar