Smart City - Kota Yang Sejuk Tanpa Polusi

15.52
(Gambar: idealistrevolution.org)

Kemampuan manusia menciptakan mesin-mesin kendaraan bermotor melahirkan masalah yang mengancam kesehatan diri dan lingkungannya. Kemacetan, kecelakaan lalu lintas, polusi, dan pemborosan energi yang tak dapat didaur ulang terlahir dari "rahim" kemajuan teknologi. Manusia dibuat pusing dengan kecanggihan teknologi yang dibuatnya sendiri.

Manusia mungkin merasa bangga bisa menciptakan teknologi yang canggih dengan baik, tetapi tidak memiliki teknik dan cara yang ampuh untuk mengendalikan teknologi tersebut dan kesulitan juga dalam mengatur dirinya untuk berperilaku baik dan menggunakan teknologi dengan cara yang tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain. Keteledoran yang paling banyak dilakukan adalah kurangnya kepedulian terhadap dampak penggunaan teknologi kepada lingkungan. Udara yang panas dan pengap banyak diakibatkan penggunaan teknologi canggih di bidang transportasi, yakni penggunaan besar-besaran kendaraan berbahan bakar minyak fosil yang tidak ramah lingkungan.

Selain itu ada permasalahan lain yang sering menyebabkan kerugian pada manusia. Kemacetan misalnya, secara psikologis orang yang terjebak kemacetan lalu lintas sering mengalami kondisi batin yang negatif, emosi yang berakibat buruk bagi kesehatan. Orang jadi gampang marah, timbul frustasi yang berlebihan, bahkan di negara kita kemacetan lalu lintas pernah menyebabkan kematian seperti yang terjadi saat libur hari raya Idul Fitri di Brebes, Tawa Tengah, Indonesia.

Car free day adalah salah satu program yang sudah cukup baik dilaksanakan, yang memberikan sedikit waktu bagi manusia untuk menghirup oksigen gratis secara maksimal dan mengurangi beban alam dalam menyeimbangkan iklim serta cuaca agar tak terjadi bencana alam yang besar. Car Free Day juga dimanfaatkan masyarakat untuk berbisnis demi menambah income keluarga.

Namun, program car free day yang sudah dilaksanakan ini tentu tak cukup untuk memperbaiki kerusakan lingkungan akibat polusi udara. Salah satu gagasan yang bisa diterapkan adalah dengan membuat kebijakan bernama "Smart City - Kota Yang Sejuk Tanpa Polusi".

Program smart city seperti ini tampaknya belum muncul di benak para pemimpin atau kepala daerah, yang berani mengeluarkan peraturan dimana dalam radius sekian kilometer persegi tidak boleh ada masyarakat yang menggunakan kendaraan bermotor non listrik. Masyarakat bisa menggunakan kendaraan seperti sepeda yang relatif aman bagi lingkungan. Dan untuk mengangkut pasien dan lain-lain bisa menggunakan kendaraan ambulan yang bertenaga listrik. Sementara untuk transportasi ke luar kota kendaraan bis dan kereta tetap dioperasikan.

Kenyataan membuktikan bahwa kota-kota yang mendapatkan penghargaan sebagai kota-kota yang bersih dan bebas polusi, memiliki beberapa ciri yang dapat diteladani agar kota-kota di negeri ini bisa bebas polusi udara dan pencemaran lingkungan lainnya, yakni:

  1. Masyarakatnya memiliki kesadaran yang tinggi untuk membuang sampah pada tempat yang seharusnya. Meski tidak ada yang mengawasi secara langsung, namun kesadaran dan komitmen yang kuat untuk menjadikan kotanya menjadi bersih dan sehat, mereka melakukannya dengan sungguh-sungguh tanpa diopyak-opyak.
  2. Kota-kota tersebut memiliki aktivitas olah raga yang sangat padat. Kota adalah pusat kebugaran, demikian filosofi kota yang mereka terapkan.
  3. Kota-kota tersebut memiliki Taman Kota hampir separuh luas lahan kota yang tersedia. Jadi, pembangunan infrastruktur benar-benar didesain agar ramah lingkungan dan tidak merusak habitat tumbuh-tumbuhan.
  4. Pada umumnya masyarakat di kota yang bebas polusi memiliki kecenderungan untuk menggunakan sepeda sebagai alat transportasi sehari-hari. Mereka sangat menyadari bahwa menjaga kesehatan diri sama dengan menjaga kebersihan udara kota.
Hemm...mungkinkah di negara kita ada kota yang menerapkan kebijakan seperti ini? Bayangkan di masa lalu saat lingkungan terasa indah berseri tanpa suara bising kendaraan bermotor dan udara pun terasa bersih dan menyegarkan.
Previous
Next Post »

6 komentar

  1. semuanya jalan kaki dan naik sepeda
    kapan Indonesia bisa seperti ini?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kita berharap di Indonesia akan ada banyak kota yang bebas polusi, karena tata kota yang baik dan terencana secara matang.

      Hapus
  2. Balasan
    1. Betul Bang Rustadi, terima kasih sudah berkunjung.

      Hapus
  3. terimakasih atas informasinya dan jangan lupa kunjungi kami di www.rahma-store.com

    BalasHapus