Manfaat Kalender - Media Promosi dan Edukasi

13.20
MENGENAL BEBERAPA MACAM KALENDER
Sebuah kalender adalah sebuah sistem untuk memberi nama pada sebuah periode waktu (seperti hari sebagai contohnya). Nama-nama ini dikenal sebagai tanggal kalender. Tanggal ini bisa berdasarkan gerakan-gerakan benda angkasa seperti matahari dan bulan. Dengan tersedianya kalender, manusia dengan mudah dapat merencanakan dan menjadwalkan suatu agenda, kegiatan, rapat, pertemuan, atau untuk membantu pekerjaan sehari-hari agar selalu on time.

Manfaat Kalender - Media Promosi dan Edukasi
Manfaat Kalender - Media Promosi dan Edukasi

Di Indonesia ada beberapa macam kalender yang digunakan oleh masyarakatnya, ada masyarakat yang memilih untuk menggunakan kalender nasional (Kalender Masehi), dan ada yang menggunakan beberapa macam kalender sebagai acuan. Setidaknya ada 8 (delapan) macam kalender yang ada dan berlaku di Indonesia, yakni:

1. Kalender Masehi
Kalender Masehi digunakan di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kalender ini dihitung sejak kelahiran Yesus dari Nazaret. Perhitungannya menggunakan pola pergerakan Matahari. Dalam kalender Masehi, mempunyai perhitungan 12 bulan dalam satu tahun, dan 7 hari dalam satu minggu. Kalender Masehi paling banyak digunakan di seluruh dunia, tujuannya untuk mempermudah kmonuikasi antardunia.

2. Kalender Hijriyah
Kalender Hijriyah menjadi kalender yang digunakan oleh penganut Agama Islam, khusunya di Indonesia. Perhitungan kalender Hijriyah dimulai dari peristiwa hijrahnya Nabi Muhammad ke Makkah dan Madinah pada tahun 622. Sealin kalender Masehi, orang-orang Indonesia juga menggunakan kalender Hijriyah untuk menentukan tanggal atau bulan yang berkaitan dengan ibadah atau hari-hari penting Islam. Kalender Hijiryah memanfaatkan sistem peredaran Bulan sebagai acuannya.

3. Kalender Jawa
Kalender Jawa juga banyak digunakan oleh orang-orang Indonesia, khusunya Suku Jawa. Kalender Jawa merupakan kalender yang rumit, sebab perhitungannya menggunakan dua siklus, yakni siklus mingguan sebagaiamana kita kenal pada umumnya dan siklus Pancawara yang terdiri dari lima hari pasaran. Kalender Jawa diyakini merupakan perpaduan antara budaya Islam, Hindu-Buddha Jawa, dan budaya Barat.

Masyarakat Jawa sering menggunakan kalender ini dalam kegiatan-kegiatan sakral seperti menentukan hari pernikahan, hari lamaran, hari sunatan, ataupun hari dimulainya sebuah pembangunan rumah agar yang bersangkutan selamat dan terhindar dari berbagai bahaya. Meskipun kini orang Jawa sebagian sudah meninggalkan kebiasaan ini, tetapi banyak pula yang masih kekeh menggunakan penanggalan Jawa.

4. Kalender Sunda
Kalender Sunda sebenarnya mirip dengan kalender Masehi. Bedanya, kalender Sunda mempunyai nama-nama hari, minggu, dan bulan yang berbeda. Misalnya, urutan bulan menurut kalender Sunda yaitu, Kartika, Margasira, Posya, Maga, Palguna, Setra, Wesaka, Yesta, Asada, Srawana, Badra, dan Asuji. Jumlah hari dan minggu juga sama, sedangkan untuk jumlah bulan ada yang 29 dan 30 hari sebagaimana pada kalender Masehi.

5. Kalender Saka
Kalender Saka berasal dari India yang menggabungkan antara penanggalan Matahari dan Bulan atau dikenal Syamsiah-Kamariah. Kalender ini dimulai pada tahun 78 Masehi, umumnya digunakan oleh masyarakat Indonesia bagian Barat sebelum masuknya ajaran Islam di kepulauan Nusantara. Namun kalender Saka yang dipergunakan telah dimodifikasi / disesuaikan oleh beberapa suku bangsa, terutama suku Jawa dan Bali. Di Jawa dan Bali kalender Saka ditambahi dengan cara penanggalan lokal. Setelah agama Islam masuk, di Mataram, oleh Sultan Agung diperkenalkan kalender Jawa Islam yang merupakan perpaduan antara kalender Islam dan kalender Saka.

6. Kalender Saka Bali
Kalender Saka Bali umumnya digunakan oleh masyarakat Hindu di Bali. Kalender Saka Bali merupakan pengembangan dari Kalender Saka yang sudah dimodifikasi oleh budaya-budaya kedaerahan. Penanggalan kalender Saka Bali dihitung berdasarkan posisi Matahari sekaligus Bulan. Namun dalam perjalanannya masih terdapat konvensi dan kompromi-kompromi sebab masih terus dibicarakan bagaimana cara yang tepat dalam perhitungannya, sehingga menhgasilkan penanggalan yang pas alias tepat.

7. Kalender Bugis
Pada masa sebelum Tahun 1520 masyarakat Bugis, Sulawesi Selatan memiliki penanggalan dan nama-nama bulan sendiri. Istilah Nama Bulan dalam kalender Bugis, adalah sebagai berikut: Naagai, Palagunai, Bisaakai, Jettoi, Sarawanai, Pe'dawaranai, Sujiwi, Pacciekai, Pociyai, Mangasierai, Mangase'tiwi dan Mangalompai. Nama-nama hari dalam satu Minggu : aha', seneng, selasa, raba'/arabang, kammisi, juma' dan sattu. Orang Bugis juga memiliki sistem kalender yang khas yang disebut dengan Kotika Bilangeng Duappulo, yang mengacu pada siklus dua puluh hari. Kotika atau kalender tradisional ini sering dipakai oleh para sesepuh suku Bugis untuk menentukan waktu, hari atau arah yang baik atau buruk dalam melakukan sesuatu seperti acara pernikahan dan lain sebagainya.

8. Kalender Batak Karo 
Orang Batak Karo juga mempunyai kalender tradisional yang disebut Porhalaan atau Kalender Batak Karo. Porhalaan didasarkan pengitaran bulan mengelilingi bumi, satu tahun terdiri atas 12 bulan, masing-masing 30 hari sehingga keseluruhan hari berjumlah 360 hari. Nama-nama bulan dinamakan dengan nama binatang atau benda apa yang bersamaan dengan bulan bersangkutan.

KALENDER SEBAGAI MEDIA PROMOSI DAN EDUKASI
Persaingan bisnis dewasa ini mensyaratkan pemilik perusahaan untuk memasarkan produk sebaik mungkin dan bisa menjadi yang terdepan dalam mencapai jumlah penjualan setiap tahunnya. Tak jarang produk yang dipasarkan tersebut bersaing ketat dengan perusahaan lain, yang bisa saja sewaktu-waktu menurunkan pendapatan perusahaan.

Promosi sebagai langkah logis untuk mengenalkan produk kepada calon konsumen sehingga memiliki kecenderungan yang tinggi untuk membeli produk, semestinya dilakukan secara maksimal. Meskipun saat ini promosi lebih banyak dilakukan dengan memanfaatkan media pemasaran online, namun perusahaan juga harus memperhatikan bahwa masih banyak orang yang belum tertarik untuk menggunakan perangkat elektronik yang terhubung dengan jaringan internet.

Orang-orang seperti tersebut, bukanlah tipe orang yang tidak mampu untuk membeli barang seperti handphone dan bukan pula orang yang tidak mampu membayar biaya akses internet bulanan, tetapi keadaan itu merupakan kebiasaan yang tak bisa dipaksakan. Karena buat mereka memiliki handphone adalah untuk berkomunikasi via telpon dan mereka tidak mau ambil pusing dengan aplikasi yang lain.

Dengan demikian, kita wajib menggunakan sarana promosi offline yang tak kalah ampuh dengan sarana promosi online. Salah satunya adalah dengan membuat kalender yang berisi informasi dan katalog produk yang ingin kita jual. Kalender jangan dianggap remeh, mengingat aktivitas manusia melihat kalender adalah dilakukan setiap hari.

Apalagi bagi Anda yang bekerja sebagai pegawai di suatu perusahaan atau institusi formal, melihat kalender menjadi rutinitas yang melibatkan otak bawah sadar manusia. Dilakukan secara otomatis ketika kita akan merencanakan atau membuat jadwal kerja. Kalender bisa dikatakan sebagai sarana ampuh promosi produk secara offline yang sudah lama digunakan oleh para pebisnis sejak lama.

Meskipun perusahaan harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit, namun menggunakan kalender sebagai sarana promosi akan meningkatkan citra produk atau image branding dimata calon konsumen. Apalagi bagi perusahaan yang produknya harus bersaing ketat dipasaran seperti sepeda motor, handphone, mobil, dan lain-lain, maka membuat kalender dapat dijadikan sarana ampuh untuk promosi produk perusahaan. Sehingga ketika konsumen sedang membicarakan atau memikirkan tentang suatu produk, maka perhatiannya akan langsung tertuju pada produk perusahaan.

Ada satu lagi manfaat kalender, selain manfaat positifnya untuk promosi usaha atau bisnis. Kalender bisa dimanfaatkan sebagai sarana edukasi kepada masyarakat mengenai berbagai hal. Bisa digunakan untuk penyuluhan kesehatan, mengenalkan budaya lokal suatu daerah, dan yang terpenting adalah mengenalkan destinasi-destinasi wisata yang ada di Indonesia agar bukan hanya wisatawan mancanegara saja yang tertarik berkunjung ke Indonesia, tetapi wisatawan Nusantara juga antusias untuk mengunjungi berbagai destinasi wisata yang ada di Indonesia. Selama ini promosi wisata dan budaya tidak sampai ke masyarakat luas, sehingga jumlah kunjungan wisata pun masih jauh dibanding negara-negara lain.

Karena manfaat yang begitu luar biasa, maka saya yakin keberadaan kalender akan terus mewarnai kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Seperti halnya jam dinding yang tak pernah tergantikan oleh apapun meski perangkat kita dapat melihat jam pada perangkat teknologi informasi.

Sumber:
  • http://dani-kreatif.blogspot.co.id/2012/04/macam-macam-kalender-di-indonesia.html
  • http://citizen6.liputan6.com/read/2401201/ternyata-ada-6-jenis-kalender-yang-berlaku-di-indonesia
  • http://serbasejarah.blogspot.co.id/2011/06/kalender-jenis-jenis-dan-sistem.html
  • http://www.percetakankalender.com/ (Untuk gambar).
Previous
Next Post »
0 Komentar