Hari Guru Nasional Tahun 2017 - Tantangan Guru Zaman Now

08.51
Hari ini Sabtu, 25 November 2017 adalah momen yang penting bagi guru / tenaga pendidik untuk memaknai peringatan Hari Guru Nasional Tahun 2017 sebagai refleksi tentang bagaimana mendidik peserta didik zaman sekarang, yang kini terkenal dengan julukan "Kids Zaman Now" atau "Anak Zaman Now". Ini menjadi tantangan tersendiri bagi guru-guru yang ada di seluruh penjuru Nusantara dalam menghadapi perilaku Anak Zaman Now yang notabene telah menjadi "korban" dari media sosial. Anak Zaman Now tak menyadari bahwa "nasib" mereka sedang dijerumuskan oleh dahsyatnya pengaruh kemajuan teknologi.

Adanya perilaku yang tidak wajar dilakukan oleh peserta didik zaman now atau perilaku yang seharusnya tidak dilakukan oleh peserta didik, adalah contoh perilaku yang semakin jauh dari nilai-nilai kesopanan dan nilai luhur budaya bangsa. Selain itu, peserta didik juga sudah terang-terangan menunjukkan sikap berani dengan orang tua dan guru (dalam arti negatif), dan suka melakukan hal-hal iseng yang mereka sendiri tidak tahu untuk apa dan apa akibatnya bagi kehidupan mereka dimasa yang akan datang.

Media sosial seperti Facebook adalah media sosial yang sering menjadi sorotan publik. Masyarakat kini mulai resah dengan postingan-postingan peserta didik zaman now yang tidak mengindahkan norma-norma sosial, agama, yang sejak zaman dulu telah menjadi tuntunan dalam berperilaku sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang menghargai sopan santun dan menghargai orang yang lebih dewasa, baik guru maupun orang tua.

Hari Guru Nasional 2017 - Tantangan Guru Zaman Now
Mendidik Anak Zaman Now, Gambar: bernas.id

Pemerintah seharusnya memberikan teguran kepada media sosial yang tidak dilengkapi dengan teknologi filtering konten-konten dewasa yang kini dengan mudah dan bebas bisa disebarkan di media sosial. Dalam kode etik penyajian informasi berbasis web mensyaratkan pengembang aplikasi untuk memilki sistem filter konten-konten yang tidak baik bagi perkembangan anak. Media sosial yang ramah terhadap anak hendaknya memiliki fasilitas sebagai berikut:
  • Saat pengguna media sosial memposting tulisan atau gambar atau video yang mengandung konten dewasa, maka sistem akan langsung memberikan peringatan untuk menghapus konten tersebut. Kemudian aplikasi media sosial tersebut dalam waktu beberapa hari akan langsung menonaktifkan akun penggunggah konten tersebut, apabila yang bersangkutan tidak mematuhi ketentuan syarat dan layanan. Sayangnya teknologi seperti ini tidak berlaku pada media sosial yang marak digunakan di Indonesia. Sehingga anak bisa dengan bebas menyaksikan konten-konten dewasa yang belum saatnya mereka lihat.
  • Adanya verifikasi akun media sosial yang membedakan antara pengguna dewasa dengan anak-anak. Sehingga minimal berita-berita yang didapatkan anak memang merupakan informasi yang mereka butuhkan, yang dapat mendukung tumbuh kembang anak agar menjadi generasi yang memiliki karakter mulia. Informasi yang beredar di media sosial kenyataannya telah campur aduk yang lebih tertuju pada konten untuk orang dewasa. Dampaknya adalah anak menjadi dewasa sebelum waktunya (dalam arti negatif).
Guru memiliki peranan penting bersama orang tua peserta didik dalam meredam dan mengurangi efek negatif media sosial terhadap anak. Anak mesti diarahkan dan diberi motivasi agar memanfaatkan teknologi informasi yang bisa mendukung kegiatan pokok mereka, yakni belajar dan menggali sebanyak mungkin informasi, untuk meningkatkan potensi dan bakat anak agar bisa menjadi bekal yang mumpuni ketika mereka dewasa atau lulus sekolah nanti.

Perilaku peserta didik zaman now banyak dipengaruhi oleh penetrasi informasi yang serba cepat, tanpa filtering, dan bebas mengupdate konten yang buruk. Biasanya anak akan mengikuti trend yang sedang terjadi, dan manusia seusia mereka memang seringkali tidak peduli dengan akibat negatif yang bisa mengancam kehidupan mereka suatu saat.

Perilaku peserta didik zaman now cenderung destruktif atau merusak moralnya. Sigmun Freud mengatakan bahwa dalam diri manusia terdapat yang namanya insting kematian atau kecenderungan-kecenderungan yang bersifat destruktif atau merusak, baik ditujukan bagi orang lain ataupun bagi diri sendiri.(Sugiyarto, 2010: 47). Anak zaman tidak menyadari apa yang sedang mereka lakukan dan dampak negatifnya secara jangka panjang. Guru dan orang tua mesti bertindak bijak tanpa menghalangi hak anak untuk memanfaatkan teknologi informasi. Selamat Hari Guru Nasional Tahun 2017, Guru adalah Pelita Nusantara!

Sumber:
  • http://radarsemarang.com/2017/11/12/mendidik-siswa-zaman-now/
Previous
Next Post »
0 Komentar