Lagi Doyan Ngemil Buah Duku Nih!

23.43
Musim hujan menawarkan berbagai pesona kepada masyarakat Nusantara. Ada yang asyik berburu makanan hangat seperti bakso, ada yang buru-buru beli jas hujan baru, ada yang asyik menikmati rintik air hujan sambil "ngegosip" dan minum kopi bae, dan berbagai keasyikan lain yang kebahagiaannya hanya bisa dirasakan saat musim hujan.

Sebagai penawar penat saat sering kehujanan saat berangkat dan pulang kerja, beberapa hari ini saya sedang doyan sekali makan si manis dan imut, yakni buah duku. Buah duku saat ini menjadi salah satu buah yang banyak dijajakan pedagang setelah buah rambutan. Buah duku lebih disukai karena jarang ditemui rasa buah duku yang asem kecut seperti buah rambutan.


Buah duku memiliki kandungan gizi yang tinggi dan sangat bermanfaat untuk menjaga tubuh manusia tetap bugar dan fit sepanjang hari. Dari mulai kandungan antioksidan yang tinggi, vitamin c, serat, kalsium, dan seabrek kandungan gizi lainnya.

Buah Duku Kaya Akan Serat

Karena memilki kandungan serat yang tinggi, buah duku sering dijadikan orang untuk mengatasi gangguan pencernaan. Orang tua kita menyampaikan bahwa makan buah duku sangat aman bagi perut. Artinya kita jarang mengalami gangguan seputar perut gara-gara kebanyakan makan buah duku.


Saya ingat dahulu waktu simbah kakung dan simbah putri saya masih hidup, mereka memiliki pohon duku yang gede-gede sejumlah 3 pohon besar dan 2 lagi adalah pohon duku yang berukuran sedang. Momen yang paling menyenangkan adalah saat tiba angin sedikit kencang, yang menjadi pertanda akan datang hujan.

Pohon duku simbah yang buahnya sudah bergerombol seperti "emak-emak" yang lagi asyik ngerumpi ini akan menjatuhkan buahnya dalam jumlah yang buanyak banget saat ketiup angin. Pokoke bisa mencapai tiga sampai lima kilo, dan ini terjadi saat satu atau dua minggu sebelum buah duku dipanen.


Kesempatan ini tidak saya sia-siakan, saya sudah sigap dan standby menanti buah duku yang jatuh dengan sebuah tampah yang biasa digunakan untuk "meneplek" beras simbah. Akibat beban berat akibat tertindih oleh teman-temannya sendiri, akhirnya buah duku itu "mbrojol" ke bawah menuju tampah yang sudah saya siapkan.

Lalu bagaimana kalau cuaca sedang cerah alias nggak ada angin? Nah...saya lakukan ide untuk melempar gerombolan buah duku itu dengan sebuah batu sebesar genggaman tangan (waktu itu saya masih imut dan ingusan...hehehe). Inilah yang membuat saya waktu itu begitu menikmati dan puas menyantap buah duku dari pohon simbah. Simbah paling hanya tersenyum dan mengatakan: "Aja dibandemi bae dukuhe bocah...jan, putune sapa sih kowe hah?" Saya hanya bisa menjawab sambil ketawa cekikikan dan ngeloyor pergi.
Previous
Next Post »

4 komentar

  1. minta to mas
    sak keranjang saja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hehehehe...kebetulan tinggal sepiring Bang. Tapi tenang saja, stok duku di pedagang masih melimpah. Kalau mampir ke Sukapura-Jakarta Utara nanti saya suguhi duku sak kranjang.

      Hapus
  2. Baca tapi tak faham bahasa Indonesia... :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Sobat sudah singgah ke site ini.

      Hapus