Tips Sukses - Hindari Pola Pikir Semrawut

21.42
Indonesia telah memasuki usia yang ke-72 pada tanggal 17 Agustus 2017 lalu, setelah melewati masa-masa yang panjang hidup dalam aura penjajahan fisik, psikis, ekonomi dan politik. Bangsa ini tampaknya tak tuntas juga belajar dari pengalaman masa lalu, ketika bangsa ini secara bertubi-tubi diruntuhkan tatanan kehidupannya melalui "virus devide et impera". Sebuah virus yang telah sukses menaklukkan kekuatan dan potensi budaya bangsa di masa yang lalu melalui sumber daya yang ada di negeri sendiri, yakni kualitas manusia yang unggul.

Pada masa kini "virus devide et impera" ini tanpa kita sadari tengah menggerogoti potensi dahsyat generasi muda Indonesia, melalui berbagai media dan struktur sosial yang terbentuk oleh korporasi-korporasi raksasa yang mengkampanyekan gaya hidup glamor, gaya hidup instan yang jauh dari akar sejarah budaya bangsa yang dulu selalu mengagungkan jiwa welas asih, bekerja keras, saling membantu, mengutamakan kepentingan bersama, dan berkata secara santun.

Anak-anak Indonesia kini atau lebih dikenal dengan sebutan "kids zaman now" telah tumbuh menjadi generasi yang malas untuk belajar, malas untuk membaca, malas untuk berorganisasi secara sehat, atau malas untuk mencari solusi atas berbagai kesusahan hidup yang tengah melanda sebagian besar orang. Anak-anak Indonesia sekarang lebih asyik terkungkung dalam jeratan negatif sosial media ketimbang mempersiapkan diri mereka, agar masa depan, cita-cita bisa tercapai dengan baik dan sesuai harapan.

Tips Sukses - Hindari Pola Pikir Semrawut
Tips Sukses - Hindari Pola Pikir Semrawut

Bisa kita bayangkan, di negeri yang memiliki sumber daya alam yang melimpah ini, banyak keluarga yang kesulitan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pangan yang sehat dan bergizi. Makan hanya disediakan ala kadarnya tanpa memperhatikan kebutuhan gizi yang harus dipenuhi agar generasi kita menjadi pribadi-pribadi yang sehat, produktif, dan memiliki inovasi hebat untuk membangun kejayaan bangsa.

Ada satu hal yang menjadikan bangsa ini tak lekas mengukir kisah jayanya. Bangsa ini rupanya sedang terjebak dalam pola pikir semrawut. Pola pikir atau mindset adalah sekumpulan kepercayaan (belief) atau cara berpikir yang mempengaruhi atau mendominasi perilaku dan sikap seseorang yang akhirnya akan menentukan tingkat keberhasilan hidupnya.

Pola pikir semrawut adalah semacam keyakinan bahwa kita dapat melakukan segala sesuatu tanpa perencanaan, tanpa memperhatikan kepentingan orang lain dan mencari jalan pintas atas suatu permasalahan hidup meski dengan menjatuhkan atau mengorbankan hak orang lain. Apa yang dilakukan terkesan asal jalan, tidak menyadari bahwa dirinya terjebak, terjerat dalam sistem rumit yang mempersulit diri sendiri.

Orang yang memiliki pola pikir atau mindset semrawut ini cenderung bertindak semau gue dan enggan untuk mentaati aturan sosial yang telah disepakati bersama. Ia tak peduli meskipun hal yang diperbuatnya itu dapat merusak tatanan sosial, merusak kekerabatan, bahkan sampai terang-terangan merusak alam tempat manusia membangun peradaban.

Contoh nyata diterapkannya pola pikir semrawut ini bisa kita lihat pada kondisi lalu lintas di hampir seluruh jalan-jalan di Indonesia terutama di kota-kota besar yang memiliki denah kota atau tata ruang yang cenderung buruk. Pola pikir semrawut telah mendorong pengendara lalu lintas untuk berkendara sekehendak hati dan sering melanggar aturan yang ada. Orang semacam ini tak mau peduli dengan kepentingan orang lain yang sama-sama ingin cepat sampai tujuan. Dan ketika terjadi kemacetan, adu mulut dan cacian adalah respon yang diberikan untuk menutupi bahwa dirinya sendiri juga bersalah.

Karena itu, agar bangsa ini tidak terus-menerus terjebak dengan pola pikir semrawut, perencanaan menjadi hal utama yang perlu dibuat pada semua bidang kehidupan. Jangan ada kesenjangan komunikasi antara rakyat dan pemerintah dalam merumuskan visi dan misi bangsa di masa depan. Rakyat harus dilibatkan untuk urun rembug, dengan menyampaikan aspirasi secara santun dan difasilitasi untuk diterima sebagai masukan atau kritik yang membangun.

Dalam bidang ekonomi kita tidak boleh menyerahkan semua kebijakan kepada mekanisme pasar, apalagi sampai didikte oleh kepentingan asing. Pemerintah tetap harus memegang kendali pada kebijakan-kebijakan yang berkaitan dengan bidang ini. Hal ini mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku yang tentu saja belum semuanya siap atau selaras dengan kebijakan ekonomi yang tergantung pada mekanisme pasar.

Kita masih perlu untuk membangun pondasi ekonomi dengan menguatkan pendapatan atau penghasilan masing-masing kepala keluarga atau individu yang menjadi tulang punggung bagi keluarga. Sistem ekonomi juga tidak boleh melupakan kearifan lokal yang merupakan warisan sejarah nenek moyang. Pemerintah harus berpikir keras dan bertindak bijak agar kesejahteraan rakyat semakin meningkat.

Sekali lagi perlu kita ingat, bahwa bangsa yang maju adalah bangsa yang mau membuang jauh-jauh pola pikir semrawut yang terlihat di berbagai bidang kehidupan, di berbagai peristiwa, di berbagai aktivitas yang dilakukan sepanjang hari. Marilah belajar untuk menjadi bangsa yang memiliki visi dan misi yang jelas, bangsa yang memiliki cetak biru masa depan bangsa yang diketahui rakyat, dan selalu mengedepankan kemaslahatan atau kebaikan bersama.
Previous
Next Post »
0 Komentar