Pesona Kalimantan - Obyek Wisata Candi Agung Amuntai

16.25
Kawasan Candi Agung Amuntai adalah sebuah tempat peninggalan sejarah yang terletak di pinggiran Kota Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimantan Selatan. Kota Amuntai atau yang lebih dikenal dengan sebutan "Kota Bertaqwa" merupakan Ibukota Kabupaten Hulu Sungai Utara yang terletak di bagian Utara Provinsi Kalimantan Selatan. Kota ini memiliki luas wilayah 913,50 km persegi, artinya merupakan 2,38 persen wilayah Provinsi Kalimantan Selatan.

Kabupaten Amuntai yang berdiri atau terbentuk pada tanggal 01 Mei 1952 merupakan bagian dari sejarah administratif Kota Amuntai. Kemudian sesuai dengan Undang-Undang No. 22 Tahun 1948, maka pada tanggal 14 Januari 1953, nama Kabupaten Amuntai diubah menjadi Kabupaten Hulu Sungai Utara.

Kota Amuntai
Kota Amuntai - Gambar: hamidhan.blogspot.co.id

Tempat wisata ini merupakan peninggalan nenek moyang zaman dahulu dan dijadikan tempat yang keramat oleh warga sekitar. Candi Agung dipercaya sebagai peninggalan dari Kerajaan Negara Dipa yang berjaya pada abad 7-8 Masehi. Menurut hikayat yang dipercaya oleh penduduk setempat, Candi Agung dulunya berada di pinggir laut, bersebelahan dengan pelabuhan kapal. Namun, kehendak alam yang cukup misterius yang merubah lautan menjadi daratan.

SEJARAH CANDI AGUNG AMUNTAI
Candi Agung Amuntai merupakan sebuah situs candi Hindu peninggalan Kerajaan Nagaradhipa (Nagara Dipa). Candi Agung Amuntai terdapat di Desa Sungai Malang, Kecamatan Amuntai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kalimantan Selatan. Candi Agung Amuntai dibangun oleh Ampu Jatmaka abad ke-14. Menurut Hikayat Banjar, Ampu Jatmika berasal dari Keling. Ia tiba di tanah Banjar bersama armada Prabayaksa, sekitar tahun 1355 . Veerbek berpendapat bahwa Keling, yang termasuk kerajaan vasal dari Majapahit, terletak di barat daya Kediri, bukan Kalingga di India.

Obyek Wisata Candi Agung Amuntai
Obyek Wisata Candi Agung Amuntai
Gambar: travel.detik.com

Paul Michel Munos dalam Kerajaan-kerajaan Awal Kepulauan Indonesia dan Senanjung Malaysia (401 dan 435), menulis bahwa Ampu Jatmika mendirikan Nagaradhipa pada 1387 dan berasal dari Majapahit. Diduga Ampu Jatmaka menjabat sebagai mantri sakai di Nagaradhipa, bukan sebagai raja Nagaradhipa. Hal ini terjadi, seperti telah disinggung di atas, karena Ampu Jatmika bukan keturunan bangsawan dan bukan pula keturunan raja Kuripan (kerajaan sebelum era Nagaradhipa).

Dengan begitu, Ampu Jatmaka diperkirakan hanya sebagai Penjabat Raja atau Pemangku Kerajaan. Menurut cerita, Kerajaan Hindu Nagaradhipa berdiri pada 1438 di persimpangan tiga aliran sungai: Tabalong, Balangan, dan Negara. Cikal bakal Kerajaan Banjar ini diperintah oleh Pangeran Suryanata dan Putri Junjung Buih dengan kepala pemerintahan Mangkubumi Patih) Lambung Mangkurat. Negaradipa kemudian berkembang menjadi Kota Amuntai. Candi Agung diperkirakan telah berusia 740 tahun.

Candi Agung Amuntai
Candi Agung - Gambar: rezakhumaini.blogspot.co.id

Bahan material Candi Agung ini didominasi oleh batu dan kayu. Kondisinya masih sangat kokoh. Di candi ini juga ditemukan beberapa benda peninggalan sejarah yang usianya kira-kira sekitar 200 tahun sebelum masehi. Batu yang digunakan untuk mendirikan candi ini pun masih terdapat di sana. Batunya sekilas mirip sekali dengan batu bata merah. Namun apabila batu ini disentuh terdapat perbedaannya, lebih berat dan lebih kuat dari bata merah biasa. Banyak pengunjung atau wisatawan yang datang ke Candi Agung Amuntai untuk sekadar berekreasi. Banyak pula yang bertujuan ziarah. Maklum di areal candi ini terdapat makam kuno. Kalau Anda ke Kota Amuntai, maka luangkan waktu sejenak untuk melihat candi ini. Meski berbeda dengan candi yang ada di Jawa, namun keberadaannya jelas memberikan informasi tentang keberadaan candi di Kalimantan.

Sumber:
  • Facebook - Komunitas Wawa Luhan, dengan alamat websitehttps://id-id.facebook.com/118968491515725/photos/a.147084268704147.38768.118968491515725/449807261765178
  • https://travel.detik.com/dtravelers_stories/u-2784874/hikayat-mistis-di-candi-agung-amuntai-kalimantan-selatan
Previous
Next Post »
0 Komentar