Kids Zaman Now - Lengket Dengan Gadget

10.47
Kehadiran perangkat elektronik berbasis Android semakin memanjakan pengguna dengan seabrek aplikasi yang menyertainya. Aplikasi game, sosial media, dan berbagai aplikasi lainnya memberikan akses bagi seseorang untuk mendapatkan kesenangan dan hiburan. Kini orang terlihat sangat asyik dan sibuk dengan gadget yang dimilikinya dan dapat dibeli dengan harga yang cukup terjangkau. Gadget benar-benar telah merubah kebiasaan manusia zaman now menjadi sangat tergantung dengan peralatan teknologi komunikasi dan informasi.

Anak-anak zaman sekarang atau yang lebih dikenal dengan sebutan "kids zaman now" adalah salah satu pihak yang dimanjakan dengan banjirnya aplikasi game yang dengan mudah dapat didownload dan diinstall pada gadget. Keasyikkan bermain game dengan gadget ini hendaknya tetap dalam pengawasan dan kontrol positif dari orang tua. Melarang kids zaman now untuk bermain game kadang tidak bisa dijadikan pilihan yang logis karena anak-anak pasti akan terus merengek minta dibelikan gadget untuk bermain game. 

Kids Zaman Now - Lengket Dengan Gadget
Kids Zaman Now - Lengket Dengan Gadget


Edukasi yang baik, terarah hendaknya diterapakan pada anak. Bimbinglah anak untuk memainkan game yang memberikan efek positif lebih banyak ketimbang sisi hiburannya. Terkadang kita juga harus tegas kepada anak sambil memberikan pemahaman bahwa ada waktu-waktu khusus yang disitu tidak boleh ada anggota keluarga yang memainkan gadget. Saat makan bersama, saat menjelang dan sesudah waktu salat, saat belajar, dan waktu-waktu lainnya yang harus dikomunikasikan dengan benar kepada anak. Harapan orang tua tentu adalah agar anak mereka boleh asyik bermain gadget asalkan tidak lupa belajar dan lupa waktu.

Dilihat dari sisi ilmu psikologi, kids zaman now yang begitu lengket dengan gadget memberikan dampak negatif, antara lain:
  • Anak tidak memiliki kesempatan untuk memahami dan mengenali diri, teman, dan lingkungannya, sebagai akibat fokus atau perhatian anak yang berlebihan kepada gadget. Bahkan sampai pada titik yang paling memprihatinkan, yakni mereka lupa bahwa dirinya adalah seorang anak yang masih membutuhkan uluran tangan orang tua dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. Karakter-karakter yang dimunculkan dalam game pada sebuah gadget tidak bisa dijadikan tokoh acuan bagi anak. Ini berbahaya jika tokoh yang jadi idola si anak adalah tokoh yang memiliki karakter bringas, bertindak semau sendiri, suka merusak lingkungan, dan berbagai karakter lain yang akan tertanam dalam alam bawah sadar kids zaman now.
  • Anak menjadi risih berkomunikasi dengan anak lain, baik yang sudah dia kenal (tetangga, teman, saudara sepupu, dll) ataupun anak-anak yang baru saja bertemu di suatu tempat dan acara tertentu. Hubungan personal anak dengan anak, atau berkolaborasinya anak dan bergabung dengan sekelompok anak lainnya, menjadi keterampilan yang sulit dijumpai pada diri kids zaman now. Kids zaman now cenderung menggunakan tata bahasa yang morat-marit / ngawur / semau sendiri dalam berkomunikasi, sehingga tak heran jika kita sering menjumpai anak yang berkata kurang sopan kepada orang yang lebih tua, yang mestinya mereka hormati.
  • Anak tidak tertarik pada buku bacaan, majalah, koran, dan lain sebagainya. Kemampuan literasi yang berdasarkan pada aktivitas baca tulis menjadi hal yang sudah usang dan asing bagi kids zaman now. Bahkan, saya pernah mendengar komentar seorang anak remaja, yang mengatakan bahwa saya terlihat kuno saat sedang membaca koran. Sungguh suatu keyakinan yang membahayakan mengingat kids zaman now adalah generasi penerus yang musti diberi bekal yang cukup untuk dapat berkiprah bagi kemajuan bangsanya.
  • Kids zaman now terlanjur mempercayai bahwa media sosial dan aplikasi hiburan pada gadget yang mereka miliki merupakan hal menarik yang bisa membuat hidup mereka bahagia selamanya. Kids zaman now  di Indonesia belum menyadari bahwa anak-anak seusia mereka di negara-negara maju sedang digembleng untuk meneruskan bisnis orang tua mereka, yang notabene bisnis tersebut merupakan bisnis yang salah satu aktivitasnya adalah memberikan bantuan ke negara berkembang seperti Indonesia. Jika dibiarkan kids zaman now akan menjadi "generasi idiot" (menurut Albert Einstein) yang terlena dimanja gadget, tidak melakukan aktivitas belajar dan penelitian, dan ketika dewasa mereka kaget karena dunia begitu kejam, dimana hampir semua aspek kehidupan bangsa telah dikuasai oleh bangsa lain.

Orang tua wajib mengawasi penggunaan gadget oleh anak-anak, agar benar-benar digunakan untuk mendukung aktivitas belajar mereka. Jangan biarkan kids zaman now terlena dengan aplikasi-aplikasi hiburan, game, sosial media. Kenalkan kids zaman now pada pergaulan nyata yang lebih bermanfaat, nikmatnya belajar dan bermain dengan teman sebaya, mengeksplorasi alam / lingkungan sekitar yang bermanfaat positif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Membelikan anak dibawah 10 tahun gadget seperti handphone, playstation, adalah langkah fatal yang bisa menghancurkan masa depan anak. Semoga kids zaman now di Indonesia tidak akan menjadi "generasi idiot", tetapi lebih kepada menjadi "generasi cerdas" yang tidak mudah terpengaruh oleh perkembangan teknologi. Generasi yang dengan bijak memanfaatkan teknologi untuk kemajuan bangsanya kelak.
Previous
Next Post »
0 Komentar